SURAT TERAKHIR
Hay kamu yang jauh disana!
Apa kabar?
Masih
ingat aku? Ya, lelaki 7 tahun yang lalu yang setia mendampingimu. Kalau surat
ini sudah sampai padamu, berarti kita sudah be
Mungkin
kau akan bertanya, kenapa aku harus berpamitan padamu? Karena kau merupakan
sepenggal kisah dari cerita kehidupanku. 6 tahun 11 bulan dari cerita
kehidupanku ada bersamamu, sebelum semuanya berakhir di bulan Agustus.
Berakhirnya hubungan kita aku fikir merupakan kebahagiaan untukmu. Aku
melihatnya dari unggahan-unggahan di sosial mediamu, senyummu begitu lebar,
seperti tidak ada lagi beban dalam hidupmu dan kau juga dikelilingi banyak
teman. Namun tidak buatku, tepat satu bulan setelah hubungan kita berakhir aku didiagnosa
terkena kanker otak dan sudah memasuki stadium akhir. Belum lagi dengan kondisi
hati ku yang semakin parah akibat virus hepatitis B dan virus hepatitis C.
Melihat kondisiku seperti ini, dokter mengatakan kalau hidupku di dunia ini
tergantung pada panggilan Yang Maha Kuasa. Dalam hati aku berdoa ‘ya Tuhan jika
memang ini akhir dari hidupku, aku ikhlas. Tapi jangan Kau ambil dulu nyawaku,
tugasku belum selesai. Izinkan aku untuk menyelesaikan tugasku dan berkumpul
dengan keluarga sebentar”
Bulan
September merupakan bulan yang sangat kau nantikan sejak lama. Ya! bulan dimana
ceremoni kelulusanmu. Dari kejauhan aku melihatmu, kau begitu sangat bahagia
dan kau begitu gagah menggunakan toga itu. Ku lihat disamping kiri kananmu ada
keluarga dan teman-temanmu. Kalian terlihat begitu bahagia dengan
mengekspresikan berbagai macam gaya dalam foto. Sebenarnya aku sangat ingin
menghampirimu dan mengucapkan selamat untuk perjuanganmu selama ini agar bisa
menggunakan toga ini, tapi aku takut merusak suasana hatimu saat itu.
Sebenarnya saat seseorang memberikanmu hadiah dariku, aku ingin tetap berdiri
ditempatku agar kau bisa melihatku. Namun saat itu, tiba-tiba kepalaku begitu
sakit dengan hebatnya dan aku tak ingin merepotkanmu dan orang-orang disana
untuk mengurusku, jika aku pingsan. Maka aku memutuskan untuk pergi. Kau masih
ingat kejadian ini? Aku pergi bukan meninggalkanmu, hanya saja untuk menjauh
dari keramaian. Dan benar saja, aku pingsan. Tapi syukurlah saat itu tidak ada
orang yang tau, jadi aku tidak merepotkan orang lain. Jam 18.00 aku tersadar.
Malam
itu sebenarnya aku sangat ingin menghadiri perayaan kelulusanmu, karena seperti
sebelum-sebelumnya jika anak Asrama ada yang wisuda maka malamnya akan ada
perayaan bersama teman-teman. Tapi aku gak tau lokasi perayaan itu. Terbesit
difikiranku untuk pergi ke pantai depok, karena biasanya kalian mengadakan
acaranya disana. Namun aku berfikir dengan kondisiku yang sudah seperti ini,
aku gak mungkin kesana. Aku takut penyakitku kambuh dan merusak acara perayaan
kelulusanmu. Akhirnya aku memutuskan untuk tetap di Kos dan aku merayakan
kelulusanmu dengan mendoakanmu, semoga ini menjadi langkah awal menuju
kesuksesanmu dan kedepannya setiap langkahmu dimudahkan oleh Tuhan. Cukuplah
saat kuliah saja, cerita hidupmu begitu pahit dan perjuanganmu begitu keras.
Setahun
setelah itu aku mendapat kabar dari temanmu, kalau kau sedang sakit. Penyakit
Jantungmu semakin parah sehingga kau dirawat di rumah sakit. Aku fikir ini saat
yang tepat untuk kita berjumpa kembali disisa umur kita yang mungkin tidak lama
lagi. Dan aku bersyukur Tuhan masih memberikan aku umur sampai selama ini.
Akhirnya aku terbang ke Riau untuk melihat kondisimu. Nama rumah sakit dan di
ruangan apa kau dirawat sudah kudapat dari temanmu. Akhirnya kita bertemu,
namun kau tidak menyadari keberadaanku disana. Dan memang tidak ada yang
menyadari keberadaanku disana dari orang-orang yang pernah ku kenal dulu. Aku
hanya melihatmu dari kaca jendela. Sebenarnya aku ingin masuk, namun ku lihat
ada seorang lelaki yang sedang duduk disampingmu sambil memegang tanganmu. Tiga
hari aku disana dan lelaki itu selalu setia berada disampingmu dan terus
menggenggam dan memandangmu. Kulihat sesekali kalian bercanda dan saling
memberikan tatapan kehangatan. Akhirnya kuputuskan untuk kembali ke
Timor-Leste, karena ku fikir kau akan baik-baik saja. Dan benar saja, satu
minggu setelah kepulanganku kau sudah pulang dari rumah sakit.
Enam
bulan kemudian kau mengunggah foto pernikahanmu. Tanpa sadar air mataku
terjatuh saat melihat foto itu. Aku bahagia, akhirnya kau menemukan orang yang
sesuai dengan harapanmu. Aku pun mengucapkan selamat atas pernikahanmu dengan
mengomentari foto itu di akun sosial mediamu. Namun kau tidak merespon
komentarku dan hanya komenku yang tidak kau respon. Kau menyadarinya? Melihat
foto ini aku teringat perkataanku dulu semasa kita masih bersama. Bahwa aku
ingin menemanimu menuju proses kesuksesan itu, walaupun kelak bukan aku yang
ada disampingmu saat kau sudah mendapatkannya. Apakah kau juga mengingatnya saat
ini?
Tiga
bulan setelah itu kondisiku memburuk. Aku berusaha menyembunyikan semuanya dari
keluargaku hingga akhirnya aku beristirahat dengan tenang. Ku fikir Tuhan
mengabulkan keinginanku untuk mencintaimu sampai 1000 tahun lagi, hingga di
akhir hayatku hanya namamu yang kubawa dalam peristirahatan terakhirku.
terimakasih untuk warna yang kau berikan di hidupku, terimakasih untuk cerita
yang telah kita tulis bersama, dan terimakasih untuk memberikanku kesempatan
menjadi bagian dari perjuanganmu. Aku pamit ya, semoga kelak kita dapat bertemu
kembali dalam dunia yang berbeda.
J
& S
Plaza Hotel
20
Agustus 2020
0 Comment:
Posting Komentar
Monggo, Jika Anda Ingin Komentar, Tapi Tolong Gunakan Bahasa Yang Sopan.
Monggo, Jika Anda Ingin Kritik, Tapi Tolong Kritik Yang Membangun.