Kamis, 04 Februari 2021

SURAT TERAKHIR VERSI AKU

SURAT TERAKHIR

Hay kamu yang jauh disana!

Apa kabar?

Masih ingat aku? Ya, lelaki 7 tahun yang lalu yang setia mendampingimu. Kalau surat ini sudah sampai padamu, berarti kita sudah berada di alam yang berbeda. Melalui surat ini aku ingin berpamitan padamu dan juga memohon maaf untuk semua kesalahanku yang dulu. Sebenarnya aku ingin langsung menyampaikan padamu tanpa melalui surat ini, namun aku sudah tidak memiliki kontakmu. Beberapa kali kucoba untuk menghubungimu melalui sosial media, namun hingga surat ini kukirimkan padamu belum ada yang kau balas. Saat memutuskan untuk mengirimimu surat ini, aku sempat dilanda kebingungan, kemana akan kukirim surat ini? karena aku tak tau posisimu saat ini dimana. Syukurlah dulu kau banyak mengenalkanku dengan teman dan saudaramu. Dan banyak pula diantara mereka yang berteman denganku di sosial media. Aku meminta alamatmu dari mbak Tika, karena diantara yang lain aku lebih mengenalnya. Maaf karena aku tidak meminta izinmu terlebih dahulu.

Mungkin kau akan bertanya, kenapa aku harus berpamitan padamu? Karena kau merupakan sepenggal kisah dari cerita kehidupanku. 6 tahun 11 bulan dari cerita kehidupanku ada bersamamu, sebelum semuanya berakhir di bulan Agustus. Berakhirnya hubungan kita aku fikir merupakan kebahagiaan untukmu. Aku melihatnya dari unggahan-unggahan di sosial mediamu, senyummu begitu lebar, seperti tidak ada lagi beban dalam hidupmu dan kau juga dikelilingi banyak teman. Namun tidak buatku, tepat satu bulan setelah hubungan kita berakhir aku didiagnosa terkena kanker otak dan sudah memasuki stadium akhir. Belum lagi dengan kondisi hati ku yang semakin parah akibat virus hepatitis B dan virus hepatitis C. Melihat kondisiku seperti ini, dokter mengatakan kalau hidupku di dunia ini tergantung pada panggilan Yang Maha Kuasa. Dalam hati aku berdoa ‘ya Tuhan jika memang ini akhir dari hidupku, aku ikhlas. Tapi jangan Kau ambil dulu nyawaku, tugasku belum selesai. Izinkan aku untuk menyelesaikan tugasku dan berkumpul dengan keluarga sebentar”

Bulan September merupakan bulan yang sangat kau nantikan sejak lama. Ya! bulan dimana ceremoni kelulusanmu. Dari kejauhan aku melihatmu, kau begitu sangat bahagia dan kau begitu gagah menggunakan toga itu. Ku lihat disamping kiri kananmu ada keluarga dan teman-temanmu. Kalian terlihat begitu bahagia dengan mengekspresikan berbagai macam gaya dalam foto. Sebenarnya aku sangat ingin menghampirimu dan mengucapkan selamat untuk perjuanganmu selama ini agar bisa menggunakan toga ini, tapi aku takut merusak suasana hatimu saat itu. Sebenarnya saat seseorang memberikanmu hadiah dariku, aku ingin tetap berdiri ditempatku agar kau bisa melihatku. Namun saat itu, tiba-tiba kepalaku begitu sakit dengan hebatnya dan aku tak ingin merepotkanmu dan orang-orang disana untuk mengurusku, jika aku pingsan. Maka aku memutuskan untuk pergi. Kau masih ingat kejadian ini? Aku pergi bukan meninggalkanmu, hanya saja untuk menjauh dari keramaian. Dan benar saja, aku pingsan. Tapi syukurlah saat itu tidak ada orang yang tau, jadi aku tidak merepotkan orang lain. Jam 18.00 aku tersadar.

Malam itu sebenarnya aku sangat ingin menghadiri perayaan kelulusanmu, karena seperti sebelum-sebelumnya jika anak Asrama ada yang wisuda maka malamnya akan ada perayaan bersama teman-teman. Tapi aku gak tau lokasi perayaan itu. Terbesit difikiranku untuk pergi ke pantai depok, karena biasanya kalian mengadakan acaranya disana. Namun aku berfikir dengan kondisiku yang sudah seperti ini, aku gak mungkin kesana. Aku takut penyakitku kambuh dan merusak acara perayaan kelulusanmu. Akhirnya aku memutuskan untuk tetap di Kos dan aku merayakan kelulusanmu dengan mendoakanmu, semoga ini menjadi langkah awal menuju kesuksesanmu dan kedepannya setiap langkahmu dimudahkan oleh Tuhan. Cukuplah saat kuliah saja, cerita hidupmu begitu pahit dan perjuanganmu begitu keras.

Setahun setelah itu aku mendapat kabar dari temanmu, kalau kau sedang sakit. Penyakit Jantungmu semakin parah sehingga kau dirawat di rumah sakit. Aku fikir ini saat yang tepat untuk kita berjumpa kembali disisa umur kita yang mungkin tidak lama lagi. Dan aku bersyukur Tuhan masih memberikan aku umur sampai selama ini. Akhirnya aku terbang ke Riau untuk melihat kondisimu. Nama rumah sakit dan di ruangan apa kau dirawat sudah kudapat dari temanmu. Akhirnya kita bertemu, namun kau tidak menyadari keberadaanku disana. Dan memang tidak ada yang menyadari keberadaanku disana dari orang-orang yang pernah ku kenal dulu. Aku hanya melihatmu dari kaca jendela. Sebenarnya aku ingin masuk, namun ku lihat ada seorang lelaki yang sedang duduk disampingmu sambil memegang tanganmu. Tiga hari aku disana dan lelaki itu selalu setia berada disampingmu dan terus menggenggam dan memandangmu. Kulihat sesekali kalian bercanda dan saling memberikan tatapan kehangatan. Akhirnya kuputuskan untuk kembali ke Timor-Leste, karena ku fikir kau akan baik-baik saja. Dan benar saja, satu minggu setelah kepulanganku kau sudah pulang dari rumah sakit.

Enam bulan kemudian kau mengunggah foto pernikahanmu. Tanpa sadar air mataku terjatuh saat melihat foto itu. Aku bahagia, akhirnya kau menemukan orang yang sesuai dengan harapanmu. Aku pun mengucapkan selamat atas pernikahanmu dengan mengomentari foto itu di akun sosial mediamu. Namun kau tidak merespon komentarku dan hanya komenku yang tidak kau respon. Kau menyadarinya? Melihat foto ini aku teringat perkataanku dulu semasa kita masih bersama. Bahwa aku ingin menemanimu menuju proses kesuksesan itu, walaupun kelak bukan aku yang ada disampingmu saat kau sudah mendapatkannya. Apakah kau juga mengingatnya saat ini?

Tiga bulan setelah itu kondisiku memburuk. Aku berusaha menyembunyikan semuanya dari keluargaku hingga akhirnya aku beristirahat dengan tenang. Ku fikir Tuhan mengabulkan keinginanku untuk mencintaimu sampai 1000 tahun lagi, hingga di akhir hayatku hanya namamu yang kubawa dalam peristirahatan terakhirku. terimakasih untuk warna yang kau berikan di hidupku, terimakasih untuk cerita yang telah kita tulis bersama, dan terimakasih untuk memberikanku kesempatan menjadi bagian dari perjuanganmu. Aku pamit ya, semoga kelak kita dapat bertemu kembali dalam dunia yang berbeda.

 

         J & S   
     Plaza Hotel

20 Agustus 2020

Share:

0 Comment:

Posting Komentar

Monggo, Jika Anda Ingin Komentar, Tapi Tolong Gunakan Bahasa Yang Sopan.
Monggo, Jika Anda Ingin Kritik, Tapi Tolong Kritik Yang Membangun.

Total Pageviews

Theme Support