Menjadi seorang
mahasiswa merupakan kebanggaan tersendiri bagi yang menyandangnya.Mahasiswa selalu dipandang memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, dewasa, mandiri,
kritis dan bertanggung jawab. Sehingga sering kali dibedakan dengan Siswa atau
Pelajar Biasa. Perbedaan ini dikarenakan Mahasiswa sering diidentikkan dengan
sebutan agent of change (Agen Perubahan), Iron stock (Generasi Penerus Masa
Depan), Agent of Social Control (Agen Penyampai Kebenaran) dan lain sebainya. Dengan kata lain, kata Maha yang terkandung dalam kata Mahasiswa membuat orang yang menyandangnya selalu dianggap orang dapat menyelesaikan dan menghadapi segala perkara dan tantangan.
Denan demikian Mahasiswa seharusnya menjadi garda terdepan dengan gerakan-gerakan massif dan progressifnya,
mahasiswa juga harus peka terhadap isu-isu yang berkembang di lingkungan
sekitaranya, kritis terhadap apapun yang dialami, dan membawa perubahan pada
lingkungan sekitarnya. Namun, tidak semua mahasiswa bisa berbuat demikian.
Tidak sedikit pula ada mahasiswa yang bahkan menjadi cibiran dalam lingkungan
mereka sendiri, karena tidak mampu memberikan kontribusi seperti yang
diharapkan oleh masyarakat.
Hal
ini disebkan karena dalam diri mahasiswa itu sendiri terdapat berbagai tipe.
Ada mahasiswa doyan kritis, ada mahasiswa yang suka terima jadi, ada mahasiswa copy paste
edit sedikit, ada mahasiswa asal bunyi dan lain sebagainya. Tipologi mahasiswa dapat
dikatakan sebagai penggolongan watak mahasiswa yang ada di perguruan tinggi,
misal berwatak idealis, hedonis, profesional, apatis, pragmatis dan lain
sebainya.
Dalam tulisan
ini, saya akan menjelaskan tentang tipologi mahasiswa Idealis, Hedonis,
Profesional, Apatis, Pragmatis dan Kritis. Berikut penjelasannya.
a.
Tipologi Mahasiswa Idealis.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata ideal sangat sesuai dengan segala sesuatu yang dicita-citakan atau diangan-angankan atau
dikehendaki oleh seseorang. Mahasiswa ideal adalah mahasiswa atau yang mempunyai kriteria
yang cukup unik (unique) seperti, berpenampilan rapi, sopan dalam bertutur
kata, kritis dalam menanggapi situasi baik di lingkungan kampus maupun
di lingkungan masyarakat di tempat Ia berada, mahasiswa yang membawa setiap aspirasi
masyarakat/rakyat yang dianggap lebih penting, mempunyai otak yang cerdas,
bertanggung jawab, disiplin, rajin dan terampil dalam menganalisa suatu masalah
yang sedang terjadi maupun masalah yang akan dihadapinya nanti.
Dari penjelasan ini dapat disimpulkan bahwa
mahasiswa idealis adalah mahasiswa yang mampu menyesuaikan kepentingannya di
internal kampus maupun eksternal kampus. Tipe mahasiswa ini sangat penting
untuk dimiliki oleh seorang mahasiswa khususnya mahasiswa baru. Guna
memciptakan pemikiran mahasiswa yang ideal atau menciptakan kesadaran bahwa
mahasiswa adalah arsitek dari pembangunan suatu bangsa dapat dilakukan sejak
mahasiswa memasuki gerbang kuliah. hal ini dikarenakan mahasiswa baru masih
terlihat polos dan belum mempunyai idealisme, sehingga masih bingung dalam
mencari jalan apa yang akan ditempuh ke depannya.
Ironisnisnya, jalan yang ditunjukkan oleh para
birokrat tentang mahasiswa ideal adalah tunduk pada kebijakan birokrasi, lulus
empat tahun, dan mempunyai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi. Mindset
atau pemikiran-pemikiran seperti inilah yang nantinya akan menggiring mahasiswa
baru untuk manut dan meninggalkan rasa kritisnya yang kemudian mengakibatkan
diskusi-diskusi di kampus akan semakin berkurang, organisasi intra maupun extra
kampus mulai sepi peminatnya, ironisnya lagi ketika kita kritis malah dicap
sebagai pembangkang. Dengan kondisi yang seperti itu maka akan tercipta
inlander-inlander baru yang tunduk terhadap penguasa kampus. Mahasiswa,
layaknya bebek yang mau di giring ke kanan, ke kiri oleh pemiliknya. Dampak
yang lebih luas lagi adalah lebih menganganya jurang antara mahasiswa dengan
rakyat.
b.
Tipologi Mahasiswa Hedonis
Mahasiswa Hedonis sering juga disebut dengan istilah
Trend Setter. Mahasiswa tipe ini adalah orang-orang yang mengalami disorientasi
dalam proses belajar-mengajar dalam perkuliahan. Tipe mahasiswa ini kerjaanya
kebanyakan hanya diisi dengan kegiatan foya-foya, berdandan habis-habisan, dan
menghamburkan uang tanpa tujuan yang jelas. Tipe Mahasiswa Hedonis adalah Tipe
mahasiswa yang tidak mementingkan perkuliahan dan tidak juga mementingkan
organisasi, dia hanya memikirkan bagaimana dirinya senang dengan dunianya.
Biasanya mahasiswa yang seperti ini dikategorikan ke dalam mahasiswa yang
hedonis (hura-hura), apatis dan juga mahasiswa kupu-kupu alias kuliah pulang
kuliah pulang.
Maka tidak heran jika kita sering mendengar istilah
mahasiswa kuupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang), mahasiswa kunang-kunang
(kuliah nagkring-kuliah nangkring), juga tak sedikit dari mereka yang menjadi
shopaholic, hampir setiap mall sudah di jambangi, beli ini, beli itu. Jika dulu
René Descartes menyatakan eksistensi manusia dengan jargon Cogito Ergo Sum yang
berarti “aku berpikir maka aku ada” maka mahasiswi sekarang akan mengatakan Emo
Ergo Sum, “aku belanja maka aku ada”. Belanja menjadi semacam eksistensi
mahasiswi untuk bisa diterima dikelompoknya.
c.
Tipologi Mahasiswa Profesional.
Mahasiswa tipe ini adalah mahasiswa yang
aktifitasnya sebagian besar dipusatkan untuk dapat memperoleh nilai yang baik,
kerjanya belajar dan belajar, dan cenderung apatis terhadap masalah-masalah
disekelilngnya.
d.
Tipologi Mahasiswa Apatis.
Tipe Mahasiswa ini adalah mahasiswa yang tidak
peduli dengan kehidupan di sekitarnya. Dapat juga dikatakan Mahasiswa tipe ini
adalah mahasiswa yang hanya mementingkan kepentingannya sendiri. Adagium
mahasiswa apatis adalah Urusanmu adalah urusanmu, urusanku adalah urusanku.
Tipe ini dapat dikatakan tipe paling buruk dari tipologi mahasiswa.
e.
Tipologi Mahasiswa Pragmatis
Tipe mahasiswa ini adalah orang-orang yang
mengandalkan kecakapan mereka dalam berinteraksi untuk dapat menonjol diantara
kawan-kawannya, kecenderungan mereka adalah mencari muka didepan
birokrat-birokrat kampus.
f.
Tipologi Mahasiswa Kritis
Tipe mahasiswa ini sering kita jumpai dari dulu
hingga sekarang. Orang-orang yang termasuk dalam kategori ini biasanya
orang-orang yang aktif dalam dinamika organisasi. Sehingga Mahasiswa jenis ini
sering disebut sebagai mahasiswa yang mempunyai kecenderungan berfikir kritis,
ia menjadi seorang yang mau memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh
komunitasnya, mempunyai pandangan dan analisa yang mendalam persoalan-persoalan
yang dihadapi baik di dunia kampus maupun di luar kampusnya.
Dari
berbagai tipologi mahasiswa yang dijelaskan di atas, penting bagi seorang
mahasiswa khususnya mahasiswa baru untuk menilai dirinya termasuk dalam
tipologi mana. Hal ini sangat penting karena dengan cara ini kita dapat
mengetahui posisi dan peran kita sebagai mahasiswa, terutama mahasiswa yang
hidup di bangsa yang penuh dengan problematika. Sebagai mahasiswa sebenarnya
kita memiliki dua peranan yaitu: sebagai Agent of Change yang berarti
kita harus mampu dan selalu menjadi pelopor dalam setiap gerak perubahan kearah
yang lebih baik termasuk dalam persoalan negara. Dan yang kedua adalah peran
sebagai agent of control. Peran ini sangat berkaitan dengan kemampuan kita
dalam mengontrol kebijakan yang ditelurkan oleh penguasa.Apakah kebijakan
tersebut berpihak kepada masyarakat atau tidak, sehingga oreantasi perubahan
dapat diawasi setiap saat.
Hal
yang perlu kita jadikan sebagai pegangan atau pedoman dalam memilih tipologi
adalah kita harus berkomitment dan konsisten. Hal ini disebabkan banyak realita
yang menunjukkan bahwa ketika seseorang mahasiswa memilih untuk menjadi seorang
yang idealis, kritis yang selalu membawa nama rakyat kecil,
turun ke jalan, menjembatani kepentingan rakyat dan sederet
aktivitas sosial lainnya, tetapi begitu lulus dan bekerja di perusahaan
besar apakah perusahaan nasional atau malah asing. Maka itu sudah menunjukkan bahwa kita tidak konsisten apa yang
kita suarakan pada masa kita menjadi seorang idealis, aktifi, atau kritis.
Maka saat itu juga muncul berbagai kata-kata dari orang-orang dulunya kita cap
sebagai pragmatis atau teman-teman seperjuangan di masa kuliah. Mereka akan
serta merta mencap sebagai pragmatis. Mahasiswa idealis yang berubah menjadi
pragmatis begitu lulus kuliah.
Mantap blognya bro informatif sekali , berkunjung ke blog saya juga yah :
BalasHapusSeputarlingkupmahasiswa.blogspot.com