Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemerintah Indonesia dan Brazil dalam
kerjasama ekonomi. Mengingat begitu kompleksnya sektor kerjasama yang dilakukan
oleh kedua negara maka pembahasan dalam penelitian ini akan dibatasi pada
perdagangan komoditas pertanian dan perkebunan serta investasi aset-aset
tersier selama perideo 2006-2011. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan
kegiatan ekspor-impor antara keduanya pada periode tersebut. Berikut penulis
merangkum beberapa sumber yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan untuk
penelitian ini.
Bank
Indonesia. Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter.2008 Laporan
Perekonomian Indonesia periode 2006-2011.
Artikel
dengan judul Laporan Perekonomian Indonesia ini menjelaskan tentang pertumbuhan
ekonomi Indonesia selama periode 2006-2011. Dalam artikel ini dijelaskan bahwa
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode tersebut mengalami tantangan cukup
mengemuka pada awal tahun 2009, imbas dari gejolak krisis keuangan global.
Dampak dari gelojak tersebut mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia
melambat pada triwulan IV 2008. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
tahun turun dari 6,1% pada tahun 2008 menjadi 4,5% pada 2009. Namun demikian,
posisi Indonesia secara umum bukanlah yang terburuk di antara negara-negara
lain. Hal ini dikarenakan kondisi perekonomian Indonesia mengalami surplus bila
dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya yaitu 5,5% di tahun 2006 dan 6,3% di
tahun 2007 atau naik 0,9% dari tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya
peran pemerintah dalam menempuh berbagai
kebijakan untuk menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi sehingga mampu
melewati tahun penuh tantangan tersebut dengan capaian yang cukup baik. Pada
tahun 2010 kondisi perekonomian Indonesia tumbuh mencapai angka 6,1% dan meningkat
menjadi 6,5% di tahun 2011.
Gross Domestic Product
Brazil, oleh Tradingeconomics, dikases dari: http://www.tradingeconomics.com/brazil/gdp-growth-annual.
Artikel
ini menggambarkan pertumbuhan ekonomi Brazil periode 2006-2011 cukup baik. Pada
tahun 2006 pertumbuhan ekonomi Brazil mencapai US $ 882,185 milyar, tahun
selanjutnya meningkat menjadi US $ 1088,917 milyar, kemudian meningkat menjadi
US $ 1365,982 milyar pada tahun 2008 dan US $ 1652,632 milyar pada tahun 2009.
Namun pada tahun 2010 terjadi sedikit penurunan yaitu US S1594,489 milyar dan
meningkat secara drastis di tahun selajutnya yaitu mencapai US $ 2087,889
milyar. Jadi selam periode 2006-2011 hanya terjadi satu kali penurunan GPP
Brazil yaitu sebanyak US $ 58,143 milyar dari tahun sebelumnya. Namun di tahun
2011 mengalami peningkatan yang sangat besar yaitu sebesar US% 2087,889 milyar.
Juwondo. 1991. Hubungan
Bilateral: Definisi dan Teori. Rajawali Press: Jakarta, Hal 21
Dalam
buku ini dijelaskan bahwa hubungan bilateral adalah hubungan interaksi antara
dua negara yang dikembangkan dan dimajukan dengan menghormati hak-hak kedua
negara untuk melakukan berbagai kerjasama pada aspek-aspek kehidupan berbangsa
dan bernegara tanpa mengabaikan atau mengucilkan keberadaan negara tersebut
serta menunjukkan dan meberikan nilai tambahan yang menguntungkan dari hubungan
bilateral itu.
Hubungan
bilateral juga dapat digambarkan sebagai sebuah kerjasama antar dua negara dan
tidak tergantung hanya pada negara dengan letak geografis yang dekat saja tetap
juga dengan negara dengan letak geografis yang jauh. Melihat kondisi
perekonomian global yang sering mengalami ketidakstabilan pertumbuhan ekonomi,
kerjasama bilateral merupakan peluang besar yang dapat digunakan untuk
mentaktisi perubahan-perubahan drastis dalam ekonomi global. Kerjasama
bilateral diyakini sebagai strategi termudah dalam mencapai kepentingan ekonomi
suatu secara efisien dan efektif, sehingga banyak negara meningkatkan
intensitas kerjasama ekonominya melalui strategi kerjama bilateral. Hasil dari
kerjasama ini pada umumnya menghasilkan sebuah transaksi yang berlangsung
berulang-ulang melalui aktifitas perdagangan dan investasi. Dalam hal ini,
perdangangan komoditas pertanian dan perkebunan dan investasi luar negeri.
Jack
C.Plano dan Roy Olton. Kamus Hubungan Internasional, Edisi Ketiga, terjemahan
CV Abardin: Bandung. hal 93
Menurut
C.Plano dan Roy Olton hubungan bilateral adalah kesepakatan dua negara untuk
mengembangkan kerjsama dalam bidang perdagangan dan kegiatan ekonomi.
Persetujuan ekonomi bilateral dapat berbentuk clearing arrangement sehingga
pembayaran untuk barang ekspor dan impor dilakukan melalui sebuah rekening
bank, atau dalam bentuk kesepakatan pembayaran yang mencakup seluruh transaksi
keuangan kedua negara. dalam bentuk yang paling sederhana, perjanjian bilateral
mencakup kesepakatan barter dan dengan kesepakatan tersebut perukaran dari
kedua negara dalam jumlah tertentu dilakukan tanpa mempergunakan valuta asing.
Bilateralisme ekonomi yang paling umum dipakai adalah dalam bentuk perjanjian
perdagangan dengan saling mempengaruhi bea tarif masuk dan rintangan
perdagangan lainnya.
Brasil
merupakan salah satu negara berkembang dengan luas wilayah produktif yang cukup
besar dan dengan kemajuan yang cukup signifikan dalam industri pertanian.
Indonesia demikian halnya dengan Brasil, juga merupakan negara berkembang
dengan jumlah populasi penduduk yang cukup besar dan kepemilikan sumber daya
alam yang sangat melimpah baik itu dalam bidang pertanian, perkebunan,
perikanan dan pertambangan. Kerjasama bilateral yang terjalin antara Indonesia
dan Brasil sangat penting utamanya dalam menopang aktifitas perekenomian
keduanya. Indonesia disisi lain
merupakan penyuplai bahan baku industri dan Brasil disisi lainnya menjadi
negara pengolah dan yang memproduksi bahan baku tersebut menjadi produk-produk
bernilai tinggi.
Hubungan bilateral adalah merupakan
faktor pendukung bagi terselenggaranya hubungan kerjasama ekonomi yang
lancar antara Indonesia dan Brasil. Dan
dengan adanya kerjasama bilateral diantara keduanya maka, baik Indonesia maupun
Brasil akan dengan mudah memasarkan produk-produknya satu sama lain karena
telah melalui sejumlah kesepakatan melalui kerjasama bilateral yang telah
dibentuk. Aktivitas ekspor-impor produk-produk pertanian, perkebunan, merupakan
aktifitas yang wewarnai kerjasama bilateral diantara kedunya.
Export
MCN Brazilian with Parameters Of Query, oleh Ministry Of Development, Industry
and Foreign Trade Brazil (2013)., hal 1-7
Dengan
adanya kerjasama bilateral ini Indonesia dengan Brazil dapat melakukan aktifitas
perdagangan ekspor dan impor dan investasi. Oleh karena itu, penting untuk
mengetahui jenis-jenis komoditas pertanian yang diekspor dan di impor dalam
hubungan kerjasama ini. Artikel ini menjelaskan tentang produk atau komoditi
ekspor utama dari Indonesia ke Brazil yaitu antara lain, komoditi pertanian dan
perkebunan seperti karet alam, minyak kelapa sawit, Crude Palm Oil, kakao kulit
serta bahan olahan seperti tekstil, alas kaki; produk-produk manufaktur seperti
suku cadang sepeda motor, traktor, kendaraan bermotor, peralatan pengolahan
data otomatis, kertas dan peralatan mesin elektronik.
Indonesia
merupakan pemasok utama karet di pasar Brazil dengan total sebesar 5.085.026
pada tahun 2011, dimana jumlahnya hampir setara dengan ekspor alas kaki ke
Brazil yaitu sebesar 5.859.933 pada periode yang sama. Total ekspor terbesar
berasal dari bahan tekstil yaitu sebesar 21.149.024 untuk jenis rajut. Dengan
demikian, neraca perdagangan pada komoditas ekspor unggulan Indonesia di pasar
Brazil sejauh ini cukup menggembirakan dengan tren peningkatan dari tahun ke
tahun yang terus menunjukkan perbaikan.
Import
MCN Brazilian with Parameters Of Query, oleh Ministry Of Development, Industry
and Foreign Trade Brazil (2013)., hal 1-7
Artikel
ini menjelaskan tengtang komoditas unggulan yang diimpor oleh Indonesia dari
Brazil antara lain; komoditas pertanian seperti ekstrak minyak kacang kedelai,
tembakau, gula, tebu, kopi, kayu dan arang kayu, serta bahan tekstil, dan
kapas; komoditas pertambangan seperti, biji besi, bahan-bahan mentah seperti
bubur kertas (pulp) dan kapas; bahan-bahan kimia seperti; soda dan sulfat;
produk-produk manufaktur seperti turbo jet, tube inox dan mensin pabrik
selulose.
Berdasarkan
data yang diperoleh dari Ministry Of Development, Industry and Foreign Trade
Brazil jumlah impor yang dilakukan Indonesia terhadap komoditi kapas sangat
besar yaitu sebanyak 94.875.545 di tahun 2011, adapun pada tahun sebelumnya
tercatat sebesar 121.187.459. Impor gula dari Brazil mengalami perubahan yang
signifikan di tiap tahunnya, hal ini dipengaruhi oleh stok gula dalam negeri
serta tingkat keberhasilan panen dan produksi gula dalam negeri.
Noviyanto.2011.IndonesiaTingkatkan
Hubungan Perdagangan dan Investasi dengan Brazil. Diakses dari: http://www.lensaindonesia.com/2011/11/18/indonesiatingkatkan-hubungan-perdagangan-dan-investasi-dengan-brazil.html, dan Tabloid Diplomasi. 2012. Mengalami Peningkatan
Perdagangan Indonesia-Brazil. Diakses dari
http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-isuue/170-april-2012/1393-mengalami-peningkatan-perdagangan-Indonesia-Brazil.html.
Kemudian,
untuk mengetahui total perdagangan kedua antara Indonesia dan Brazil selama
periode 2006-2011, penulis menggunakan sumber dari jurnal tabloid diplomasi dan
lensaindonesia. Dari data tersebut dapat diketahui total perdagangan antara
keduanya adalah tahun 2006 sebesar US$ 1,1 miliar; tahun 2007 sebesar US$ 1,5
miliar; dan tahun 2008 meningkat menjadi US$ 2,4 miliar. Sedangkan nilai
perdagangan tahun 2010 adalah sebesar US$ 3,2 miliar atau naik 0,6%
dibandingkan dengan tahun 2009 yaitu sebesar US$ 2 miliar. Selama periode
Januari- Agustus 2011, total perdagangan kedua negara sebesar US$ 2,2 miliar,
mengalami kenaikan sebesar 24,3% bila dibandingkan dengan total perdagangan
pada periode yang sama di tahun sebelumnya, yaitu sebesar US$ 1,8 miliar. Neraca
perdagangan kedua negara pada tahun 2006 surplus sebesar US$ 111,1 juta, tahun
2007 surplus sebesar US$ 93,7 juta, dan tahun 2008 defisit sebesar US$ 382,7
juta. Sedangkan neraca perdagangan tahun 2010 kembali mengalami defisit sebesar
US$ 198,2 juta atau defisit turun 0,1% dibandingkan dengan tahun 2009 yaitu
defisit sebesar US$ 198,5 juta. Selama periode Januari-Agustus 2011 neraca
perdagangan kedua negara surplus sebesar US$ 153,4 juta, atau naik 44,5% bila
dibandingkan dengan neraca perdagangan pada periode yang sama di tahun
sebelumnya, yaitu US$ 106,1 juta.
Fatma
Septya Abubakar.2013. Kerjasama Ekonomi Indonesia Brazil.Jurusan Hubungan
Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin.Hal 54-56
Hasil
penelitian Fatma Septya Abubakar ini menjelaskan tentang investasi yang
dilakukan oleh Indonesia dan Brazil. Melalui hasil penelitian Fatma dijelaskan
bahwa investasi terbesar Brazil di Indonesia adalah melalui kepemilikan
Companhia Vale do Rio Doce (CVRD) atau Vale S.A melalui INCO yang menguasai
kepemilikan saham pada pertambangan nickel PT. INCO di Sorowako merupakan
produsen utama nikel di Indonesia. Vale S.A. adalah suatu badan usaha Brazil
yang merupakan sebuah perusahaan bahan-bahan logam dan pertambangan seperti
bijih besi dan butir bijih besi, nikel, bijih mangan, ferroalloys dan kaolin,
bauksit, alumina, aluminum, tembaga, batu bara, kobalt, bahan-bahan logam
berharga, garam abu (potash) dan produk lainnya. Perusahaan tersebut telah
menyokong banyak hal dalam pengembangan sumber daya negeri, membangun
infrastruktur, menetapkan fasilitas pabrik untuk mengekspor dan/atau
menyediakan produk dan jasa untuk pasar yang domestik itu.
Negara
berkembang kebanyakan tidak mampu mengawali industri dasar dan industri kunci
secara sendiri-sendiri. Sehingga melalui modal asinglah mereka dapat mendirikan
pabrik baja, alat-alat mesin, pabrik elektronika berat dan kimia, dan
lain-lain. Lebih dari itu, penggunaan modal asing pada suatu industri akan
dapat mendorong perusahaan setempat dengan mengurangi biaya pada
industri-industri lain yang dapat mengarah pada perluasan mata rantai industri
terkait lainnya. Dalam hal ini modal asing akan membantu
mengindustrialisasikannya
Sementara
Investasi Indonesia di Brazil melalui pembangunan pabrik rokok Djarum di Bahia,
Brazil. Invetasi tersebut merupakan realisasi kerjasama antara PT Djarum
Indonesia dengan Golden Leaf Tobacco, Ltd. (GLT). Dalam kerangka kerjasama
tersebut, Golden Leaf Tobacco berkewajiban untuk membayar biaya lisensi yang
jumlahnya dihitung total dari penjualan rokok yang dipasarkan secara eksklusif
untuk wilayah Brazil dan Amerika Latin.
Sementara, PT Djarum akan menjual kepada GLT mesin-mesin pembuat rokok
kretek dan memasok bahan baku serta memberikan supervisi mengenai pembuatan
rokok sigaret kretek mesin. Pendirian pabrik rokok PT Djarum yang selesai dibangun pada bulan April 2002 itu
merupakan salah satu langkah positif dalam memperkenalkan produk Indonesia
serta menambah devisa negara.
Investasi
lain yang juga dilakukan oleh Sateri Internasional, sebuah perusahaan Indonesia
yang beroperasi pada bidang pulp. Didirikan sejak tanggal 25 Desember 1949,
Sateri Internasional telah melakukan investasi senilai US$ 215 juta dan telah
memulai produksinya pada tahun 2004. Sateri Internasional Indonesia melalui
aktifitas investasinya telah mengakuisisi perusahaan lokal kertas, Bahia Pulp
di Brazil senilai US$ 112 juta pada tahun 2003, dengan nilai investasi
mencapai US$ 400 juta. Di tahun-tahun
berikutnya, Bahia sudah mampu melonjakkan produksinya dari 120 ribu ton menjadi
360 ribu ton per tahun.
Muhammad
Irawan. 2012. Peranan Forum East Asia-Latin America Coorporation (FEALAC)
terhadap perdagangan Indonesia-Brazil. jurusan Hubungan Internasional, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia .Hal 97
Dalam
penelitian ini, penulis juga ingin meneliti tentang strategi kerjasama
Indonesia Brazil melalui Forum East Asia-Latin America Cooperation (FEALAC).
Oleh karena itu penulis menggunakan hasil penelitian dari Muhammad Irawan
tentang peranan FEALAC terhadap perdagangan Indoneia-Brazil. Dari hasil penelitian
ini ditemukan bahwa Indonesia menjabat sebagai Koordinator Kawasan untuk
periode 2009-2011 dan ditunjuk kembali untuk periode 2011-2013. Indonesia
adalah tuan rumah untuk pelaksanaan SOM ke-11 tahun 2010, dan akan menjadi tuan
rumah untuk FMM ke-6 pada tahun 2013. Selain itu, Indonesia dan Brazil juga
melakukan aktifitas perdagangan ekspor-impor produk-produk pertanian melalui
forum ini.
Produk-produk
ekspor utama dari Indonesia ke Brasil adalah komoditi pertanian dan perkebunan
seperti karet alam, Crude Palm Oil (CPO), kakao, dan minyak sawit;
produk-produk manufaktur seperti benang poliester, suku cadang sepeda motor,
traktor, kendaraan motor, peralatan pengolahan data otomatis, kertas dan produk
kertas dan peralatan mesin elektronik. Produk impor utama Indonesia dari Brasil
adalah komoditi pertanian seperti ekstrak minyak kacang kedelai, tembakau dan
gula; pertambangan seperti bijih besi; bahan-bahan mentah seperti bubur kertas
(pulp) dan kapas; bahan-bahan kimia seperti soda dan sulfat; produk-produk
manufaktur seperti turbo jet, tube inox dan mesin untuk pabrik selulose.
Total
volume perdagangan Indonesia-Brasil tahun 2007 berjumlah US$ 1.587.413.710, yang
terdiri dari ekspor sebesar US$ 893.977.708 dan impor sebesar US$ 693.436.002.
Sementara total volume perdagangan tahun 2008 meningkat menjadi US$
2.252.668.195, yang terdiri dari ekspor sebesar US$ 1.109.606.051 dan impor
sebesar US$ 1.143.062.144. Dengan demikian Indonesia kembali mengalami defisit
sebesar US$ 33.456.093 (Sumber: KBRI Brasilia tanggal 30 Juni 2009). Jika
melihat perkembangan perdagangan Indonesia - Brasil terutama perkembangan
ekspor Indonesia, dapat disimpulkan bahwa selama kurun waktu 6 tahun terakhir
ekspor Indonesia ke Brasil telah meningkat menjadi lebih dari 300%, yaitu dari
US$ 318 juta pada tahun 2003 menjadi lebih dari US$ 1 milyar pada tahun 2008.
thanks brother, greetings from indonesia
BalasHapus