Kamis, 17 Maret 2016

CONTOH ANNOTATED BIBLIOGRAPHY

         Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemerintah Indonesia dan Brazil dalam kerjasama ekonomi. Mengingat begitu kompleksnya sektor kerjasama yang dilakukan oleh kedua negara maka pembahasan dalam penelitian ini akan dibatasi pada perdagangan komoditas pertanian dan perkebunan serta investasi aset-aset tersier selama perideo 2006-2011. Hal ini dikarenakan adanya peningkatan kegiatan ekspor-impor antara keduanya pada periode tersebut. Berikut penulis merangkum beberapa sumber yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan untuk penelitian ini.
       Bank Indonesia. Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter.2008 Laporan Perekonomian Indonesia periode 2006-2011.
Artikel dengan judul Laporan Perekonomian Indonesia ini menjelaskan tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia selama periode 2006-2011. Dalam artikel ini dijelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode tersebut mengalami tantangan cukup mengemuka pada awal tahun 2009, imbas dari gejolak krisis keuangan global. Dampak dari gelojak tersebut mengakibatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat pada triwulan IV 2008. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun turun dari 6,1% pada tahun 2008 menjadi 4,5% pada 2009. Namun demikian, posisi Indonesia secara umum bukanlah yang terburuk di antara negara-negara lain. Hal ini dikarenakan kondisi perekonomian Indonesia mengalami surplus bila dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya yaitu 5,5% di tahun 2006 dan 6,3% di tahun 2007 atau naik 0,9% dari tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya peran pemerintah dalam menempuh berbagai  kebijakan untuk menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi sehingga mampu melewati tahun penuh tantangan tersebut dengan capaian yang cukup baik. Pada tahun 2010 kondisi perekonomian Indonesia tumbuh mencapai angka 6,1% dan meningkat menjadi 6,5% di tahun 2011.
Gross Domestic Product Brazil, oleh Tradingeconomics, dikases dari: http://www.tradingeconomics.com/brazil/gdp-growth-annual.

Artikel ini menggambarkan pertumbuhan ekonomi Brazil periode 2006-2011 cukup baik. Pada tahun 2006 pertumbuhan ekonomi Brazil mencapai US $ 882,185 milyar, tahun selanjutnya meningkat menjadi US $ 1088,917 milyar, kemudian meningkat menjadi US $ 1365,982 milyar pada tahun 2008 dan US $ 1652,632 milyar pada tahun 2009. Namun pada tahun 2010 terjadi sedikit penurunan yaitu US S1594,489 milyar dan meningkat secara drastis di tahun selajutnya yaitu mencapai US $ 2087,889 milyar. Jadi selam periode 2006-2011 hanya terjadi satu kali penurunan GPP Brazil yaitu sebanyak US $ 58,143 milyar dari tahun sebelumnya. Namun di tahun 2011 mengalami peningkatan yang sangat besar yaitu sebesar US% 2087,889 milyar.


Juwondo. 1991. Hubungan Bilateral: Definisi dan Teori. Rajawali Press: Jakarta, Hal 21
Dalam buku ini dijelaskan bahwa hubungan bilateral adalah hubungan interaksi antara dua negara yang dikembangkan dan dimajukan dengan menghormati hak-hak kedua negara untuk melakukan berbagai kerjasama pada aspek-aspek kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa mengabaikan atau mengucilkan keberadaan negara tersebut serta menunjukkan dan meberikan nilai tambahan yang menguntungkan dari hubungan bilateral itu.
Hubungan bilateral juga dapat digambarkan sebagai sebuah kerjasama antar dua negara dan tidak tergantung hanya pada negara dengan letak geografis yang dekat saja tetap juga dengan negara dengan letak geografis yang jauh. Melihat kondisi perekonomian global yang sering mengalami ketidakstabilan pertumbuhan ekonomi, kerjasama bilateral merupakan peluang besar yang dapat digunakan untuk mentaktisi perubahan-perubahan drastis dalam ekonomi global. Kerjasama bilateral diyakini sebagai strategi termudah dalam mencapai kepentingan ekonomi suatu secara efisien dan efektif, sehingga banyak negara meningkatkan intensitas kerjasama ekonominya melalui strategi kerjama bilateral. Hasil dari kerjasama ini pada umumnya menghasilkan sebuah transaksi yang berlangsung berulang-ulang melalui aktifitas perdagangan dan investasi. Dalam hal ini, perdangangan komoditas pertanian dan perkebunan dan investasi luar negeri.
Jack C.Plano dan Roy Olton. Kamus Hubungan Internasional, Edisi Ketiga, terjemahan CV Abardin: Bandung. hal 93
Menurut C.Plano dan Roy Olton hubungan bilateral adalah kesepakatan dua negara untuk mengembangkan kerjsama dalam bidang perdagangan dan kegiatan ekonomi. Persetujuan ekonomi bilateral dapat berbentuk clearing arrangement sehingga pembayaran untuk barang ekspor dan impor dilakukan melalui sebuah rekening bank, atau dalam bentuk kesepakatan pembayaran yang mencakup seluruh transaksi keuangan kedua negara. dalam bentuk yang paling sederhana, perjanjian bilateral mencakup kesepakatan barter dan dengan kesepakatan tersebut perukaran dari kedua negara dalam jumlah tertentu dilakukan tanpa mempergunakan valuta asing. Bilateralisme ekonomi yang paling umum dipakai adalah dalam bentuk perjanjian perdagangan dengan saling mempengaruhi bea tarif masuk dan rintangan perdagangan lainnya.
Brasil merupakan salah satu negara berkembang dengan luas wilayah produktif yang cukup besar dan dengan kemajuan yang cukup signifikan dalam industri pertanian. Indonesia demikian halnya dengan Brasil, juga merupakan negara berkembang dengan jumlah populasi penduduk yang cukup besar dan kepemilikan sumber daya alam yang sangat melimpah baik itu dalam bidang pertanian, perkebunan, perikanan dan pertambangan. Kerjasama bilateral yang terjalin antara Indonesia dan Brasil sangat penting utamanya dalam menopang aktifitas perekenomian keduanya.  Indonesia disisi lain merupakan penyuplai bahan baku industri dan Brasil disisi lainnya menjadi negara pengolah dan yang memproduksi bahan baku tersebut menjadi produk-produk bernilai tinggi.
            Hubungan bilateral adalah merupakan faktor pendukung bagi terselenggaranya hubungan kerjasama ekonomi yang lancar  antara Indonesia dan Brasil. Dan dengan adanya kerjasama bilateral diantara keduanya maka, baik Indonesia maupun Brasil akan dengan mudah memasarkan produk-produknya satu sama lain karena telah melalui sejumlah kesepakatan melalui kerjasama bilateral yang telah dibentuk. Aktivitas ekspor-impor produk-produk pertanian, perkebunan, merupakan aktifitas yang wewarnai kerjasama bilateral diantara kedunya.
            Export MCN Brazilian with Parameters Of Query, oleh Ministry Of Development, Industry and Foreign Trade Brazil (2013)., hal 1-7
Dengan adanya kerjasama bilateral ini Indonesia dengan Brazil dapat melakukan aktifitas perdagangan ekspor dan impor dan investasi. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui jenis-jenis komoditas pertanian yang diekspor dan di impor dalam hubungan kerjasama ini. Artikel ini menjelaskan tentang produk atau komoditi ekspor utama dari Indonesia ke Brazil yaitu antara lain, komoditi pertanian dan perkebunan seperti karet alam, minyak kelapa sawit, Crude Palm Oil, kakao kulit serta bahan olahan seperti tekstil, alas kaki; produk-produk manufaktur seperti suku cadang sepeda motor, traktor, kendaraan bermotor, peralatan pengolahan data otomatis, kertas dan peralatan mesin elektronik.
Indonesia merupakan pemasok utama karet di pasar Brazil dengan total sebesar 5.085.026 pada tahun 2011, dimana jumlahnya hampir setara dengan ekspor alas kaki ke Brazil yaitu sebesar 5.859.933 pada periode yang sama. Total ekspor terbesar berasal dari bahan tekstil yaitu sebesar 21.149.024 untuk jenis rajut. Dengan demikian, neraca perdagangan pada komoditas ekspor unggulan Indonesia di pasar Brazil sejauh ini cukup menggembirakan dengan tren peningkatan dari tahun ke tahun yang terus menunjukkan perbaikan.
           Import MCN Brazilian with Parameters Of Query, oleh Ministry Of Development, Industry and Foreign Trade Brazil (2013)., hal 1-7
Artikel ini menjelaskan tengtang komoditas unggulan yang diimpor oleh Indonesia dari Brazil antara lain; komoditas pertanian seperti ekstrak minyak kacang kedelai, tembakau, gula, tebu, kopi, kayu dan arang kayu, serta bahan tekstil, dan kapas; komoditas pertambangan seperti, biji besi, bahan-bahan mentah seperti bubur kertas (pulp) dan kapas; bahan-bahan kimia seperti; soda dan sulfat; produk-produk manufaktur seperti turbo jet, tube inox dan mensin pabrik selulose.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Ministry Of Development, Industry and Foreign Trade Brazil jumlah impor yang dilakukan Indonesia terhadap komoditi kapas sangat besar yaitu sebanyak 94.875.545 di tahun 2011, adapun pada tahun sebelumnya tercatat sebesar 121.187.459. Impor gula dari Brazil mengalami perubahan yang signifikan di tiap tahunnya, hal ini dipengaruhi oleh stok gula dalam negeri serta tingkat keberhasilan panen dan produksi gula dalam negeri.
               Noviyanto.2011.IndonesiaTingkatkan Hubungan Perdagangan dan Investasi dengan Brazil. Diakses dari: http://www.lensaindonesia.com/2011/11/18/indonesiatingkatkan-hubungan-perdagangan-dan-investasi-dengan-brazil.html, dan Tabloid Diplomasi. 2012. Mengalami Peningkatan Perdagangan Indonesia-Brazil. Diakses dari http://www.tabloiddiplomasi.org/previous-isuue/170-april-2012/1393-mengalami-peningkatan-perdagangan-Indonesia-Brazil.html.
Kemudian, untuk mengetahui total perdagangan kedua antara Indonesia dan Brazil selama periode 2006-2011, penulis menggunakan sumber dari jurnal tabloid diplomasi dan lensaindonesia. Dari data tersebut dapat diketahui total perdagangan antara keduanya adalah tahun 2006 sebesar US$ 1,1 miliar; tahun 2007 sebesar US$ 1,5 miliar; dan tahun 2008 meningkat menjadi US$ 2,4 miliar. Sedangkan nilai perdagangan tahun 2010 adalah sebesar US$ 3,2 miliar atau naik 0,6% dibandingkan dengan tahun 2009 yaitu sebesar US$ 2 miliar. Selama periode Januari- Agustus 2011, total perdagangan kedua negara sebesar US$ 2,2 miliar, mengalami kenaikan sebesar 24,3% bila dibandingkan dengan total perdagangan pada periode yang sama di tahun sebelumnya, yaitu sebesar US$ 1,8 miliar. Neraca perdagangan kedua negara pada tahun 2006 surplus sebesar US$ 111,1 juta, tahun 2007 surplus sebesar US$ 93,7 juta, dan tahun 2008 defisit sebesar US$ 382,7 juta. Sedangkan neraca perdagangan tahun 2010 kembali mengalami defisit sebesar US$ 198,2 juta atau defisit turun 0,1% dibandingkan dengan tahun 2009 yaitu defisit sebesar US$ 198,5 juta. Selama periode Januari-Agustus 2011 neraca perdagangan kedua negara surplus sebesar US$ 153,4 juta, atau naik 44,5% bila dibandingkan dengan neraca perdagangan pada periode yang sama di tahun sebelumnya, yaitu US$ 106,1 juta.
           Fatma Septya Abubakar.2013. Kerjasama Ekonomi Indonesia Brazil.Jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas  Hasanuddin.Hal 54-56
Hasil penelitian Fatma Septya Abubakar ini menjelaskan tentang investasi yang dilakukan oleh Indonesia dan Brazil. Melalui hasil penelitian Fatma dijelaskan bahwa investasi terbesar Brazil di Indonesia adalah melalui kepemilikan Companhia Vale do Rio Doce (CVRD) atau Vale S.A melalui INCO yang menguasai kepemilikan saham pada pertambangan nickel PT. INCO di Sorowako merupakan produsen utama nikel di Indonesia. Vale S.A. adalah suatu badan usaha Brazil yang merupakan sebuah perusahaan bahan-bahan logam dan pertambangan seperti bijih besi dan butir bijih besi, nikel, bijih mangan, ferroalloys dan kaolin, bauksit, alumina, aluminum, tembaga, batu bara, kobalt, bahan-bahan logam berharga, garam abu (potash) dan produk lainnya. Perusahaan tersebut telah menyokong banyak hal dalam pengembangan sumber daya negeri, membangun infrastruktur, menetapkan fasilitas pabrik untuk mengekspor dan/atau menyediakan produk dan jasa untuk pasar yang domestik itu.
Negara berkembang kebanyakan tidak mampu mengawali industri dasar dan industri kunci secara sendiri-sendiri. Sehingga melalui modal asinglah mereka dapat mendirikan pabrik baja, alat-alat mesin, pabrik elektronika berat dan kimia, dan lain-lain. Lebih dari itu, penggunaan modal asing pada suatu industri akan dapat mendorong perusahaan setempat dengan mengurangi biaya pada industri-industri lain yang dapat mengarah pada perluasan mata rantai industri terkait lainnya. Dalam hal ini modal asing akan membantu mengindustrialisasikannya
Sementara Investasi Indonesia di Brazil melalui pembangunan pabrik rokok Djarum di Bahia, Brazil. Invetasi tersebut merupakan realisasi kerjasama antara PT Djarum Indonesia dengan Golden Leaf Tobacco, Ltd. (GLT). Dalam kerangka kerjasama tersebut, Golden Leaf Tobacco berkewajiban untuk membayar biaya lisensi yang jumlahnya dihitung total dari penjualan rokok yang dipasarkan secara eksklusif untuk wilayah Brazil dan Amerika Latin.  Sementara, PT Djarum akan menjual kepada GLT mesin-mesin pembuat rokok kretek dan memasok bahan baku serta memberikan supervisi mengenai pembuatan rokok sigaret kretek mesin. Pendirian pabrik rokok PT Djarum yang  selesai dibangun pada bulan April 2002 itu merupakan salah satu langkah positif dalam memperkenalkan produk Indonesia serta menambah devisa negara.
Investasi lain yang juga dilakukan oleh Sateri Internasional, sebuah perusahaan Indonesia yang beroperasi pada bidang pulp. Didirikan sejak tanggal 25 Desember 1949, Sateri Internasional telah melakukan investasi senilai US$ 215 juta dan telah memulai produksinya pada tahun 2004. Sateri Internasional Indonesia melalui aktifitas investasinya telah mengakuisisi perusahaan lokal kertas, Bahia Pulp di Brazil senilai US$ 112 juta pada tahun 2003, dengan nilai investasi mencapai  US$ 400 juta. Di tahun-tahun berikutnya, Bahia sudah mampu melonjakkan produksinya dari 120 ribu ton menjadi 360 ribu ton per tahun.
        Muhammad Irawan. 2012. Peranan Forum East Asia-Latin America Coorporation (FEALAC) terhadap perdagangan Indonesia-Brazil. jurusan Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia .Hal 97
Dalam penelitian ini, penulis juga ingin meneliti tentang strategi kerjasama Indonesia Brazil melalui Forum East Asia-Latin America Cooperation (FEALAC). Oleh karena itu penulis menggunakan hasil penelitian dari Muhammad Irawan tentang peranan FEALAC terhadap perdagangan Indoneia-Brazil. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa Indonesia menjabat sebagai Koordinator Kawasan untuk periode 2009-2011 dan ditunjuk kembali untuk periode 2011-2013. Indonesia adalah tuan rumah untuk pelaksanaan SOM ke-11 tahun 2010, dan akan menjadi tuan rumah untuk FMM ke-6 pada tahun 2013. Selain itu, Indonesia dan Brazil juga melakukan aktifitas perdagangan ekspor-impor produk-produk pertanian melalui forum ini.
Produk-produk ekspor utama dari Indonesia ke Brasil adalah komoditi pertanian dan perkebunan seperti karet alam, Crude Palm Oil (CPO), kakao, dan minyak sawit; produk-produk manufaktur seperti benang poliester, suku cadang sepeda motor, traktor, kendaraan motor, peralatan pengolahan data otomatis, kertas dan produk kertas dan peralatan mesin elektronik. Produk impor utama Indonesia dari Brasil adalah komoditi pertanian seperti ekstrak minyak kacang kedelai, tembakau dan gula; pertambangan seperti bijih besi; bahan-bahan mentah seperti bubur kertas (pulp) dan kapas; bahan-bahan kimia seperti soda dan sulfat; produk-produk manufaktur seperti turbo jet, tube inox dan mesin untuk pabrik selulose.
Total volume perdagangan Indonesia-Brasil tahun 2007 berjumlah US$ 1.587.413.710, yang terdiri dari ekspor sebesar US$ 893.977.708 dan impor sebesar US$ 693.436.002. Sementara total volume perdagangan tahun 2008 meningkat menjadi US$ 2.252.668.195, yang terdiri dari ekspor sebesar US$ 1.109.606.051 dan impor sebesar US$ 1.143.062.144. Dengan demikian Indonesia kembali mengalami defisit sebesar US$ 33.456.093 (Sumber: KBRI Brasilia tanggal 30 Juni 2009). Jika melihat perkembangan perdagangan Indonesia - Brasil terutama perkembangan ekspor Indonesia, dapat disimpulkan bahwa selama kurun waktu 6 tahun terakhir ekspor Indonesia ke Brasil telah meningkat menjadi lebih dari 300%, yaitu dari US$ 318 juta pada tahun 2003 menjadi lebih dari US$ 1 milyar pada tahun 2008.
 

 

 


Share:

1 komentar:

Monggo, Jika Anda Ingin Komentar, Tapi Tolong Gunakan Bahasa Yang Sopan.
Monggo, Jika Anda Ingin Kritik, Tapi Tolong Kritik Yang Membangun.

Total Pageviews

Theme Support