[DILI] Sekitar 100 pengunjuk rasa Timor Leste, Kamis, melempari Kedutaan Besar Australia dengan batu sementara polisi berusaha membubarkan aksi unjuk rasa dengan gas air mata seiring peningkatan ketegangan antara kedua negara karena kasus penyadapan.
Timor Leste telah menyatakan kemarahannya atas laporan yang menyebutkan bahwa Australia secara diam-diam menyadap pertemuan tingkat menteri di Dili pada tahun 2004 untuk mendapatkan keuntungan dalam negosiasi terkait pembagian pendapatan kontrak minyak dan gas.
Aksi protes itu menyusul pemeriksaan, Selasa, yang dilakukan oleh agen intelijen Australia pada kantor Canberra seorang pengacara yang mewakili Timor Leste dalam kasus arbitrase di Den Haag terkait kesepakatan tersebut, yang diharapkan dilanjutkan pada Kamis (5/12).
Para pengunjuk rasa, yang sebagian besar adalah mahasiswa dan aktivis hak asasi Timor Leste, membawa spanduk yang bertuliskan: "Australia adalah pencuri" dan "Australia tidak memiliki moral", kata seorang koresponden AFP.
Para demonstran itu, yang menyebut diri mereka Gerakan Melawan Okupasi Laut Timor, berteriak "Australia, imperialis, kapitalis!", dan "Australia adalah pencuri minyak dunia".
"Para pemimpin Australia tidak menghormati rakyat Timor Leste karena (negara ini) sangat kecil, sangat miskin," kata juru bicara kelompok itu Juvinal Dias.
Kedutaan Besar Australia hanya dijaga oleh empat polisi sampai puluhan polisi lain kemudian tiba dan menembakkan gas air mata ke arah para demonstran, dengan alasan mereka tidak memiliki izin untuk menggelar aksi protes.
Wakil Perdana Menteri Fernando La Sama de Araujo mengatakan bahwa dia "tidak senang" dengan tindakan Australia, seraya menambahkan: "Kami menuntut pemerintah Australia berhenti memata-matai pengacara yang mewakili Timor - Leste".
Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao, Rabu, menggambarkan pemeriksaan di kantor pengacara sebagai "agresif" dan "tidak berbudi".
Pengacara itu, Bernard Collaery, menyebut pemeriksaan itu sebagai suatu taktik "intimidasi" menjelang sidang kasus itu pada Kamis .
Perdana Menteri Australia Tony Abbott membela langkah itu, dan mengatakan itu merupakan bentuk untuk "melindungi keamanan nasional".
Timor Leste berpendapat bahwa kesepakatan bagi hasil 50-50 dari pendapatan sebesar 40 miliar dolar Australia dari sumber daya Laut Timor itu harus dibatalkan karena dugaan aksi memata-matai.
Australia juga berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan Indonesia atas tuduhan bahwa pemerintahnya memata-matai presiden negara itu, istri dan lingkaran pejabat senior pada tahun 2009. Australia mengirim menteri luar negerinya ke Jakarta hari Kamis untuk melakukan pembicaraan terkait masalah itu.
Klaim bahwa Australia memata-matai Timor Leste dan Indonesia didasarkan pada dokumen yang dibocorkan oleh buronan intelijen Amerika Serikat Edward Snowden. [Ant/L-8]
Sumber :
http://www.suarapembaruan.com/internasional/protes-penyadapan-warga-timor-leste-lempari-kedubes-australia/46099
Gambar :
http://asiapacificreport.nz/wp-content/uploads/2016/02/apr-dili-protest-flag-680wide.jpg
http://asiapacificreport.nz/wp-content/uploads/2016/02/apr-Dili-protest-680wide-lao-hamutuk.jpg
0 Comment:
Posting Komentar
Monggo, Jika Anda Ingin Komentar, Tapi Tolong Gunakan Bahasa Yang Sopan.
Monggo, Jika Anda Ingin Kritik, Tapi Tolong Kritik Yang Membangun.