Minggu, 24 April 2016

JAGO BERMIMPI


Lorong Hitam
Di Lorong hitam ini Jago bermimpi
Mimpi menjadi seorang Manusia
Sesungguhnya Jago adalah Manusia
Lahir dari Seorang Wanita
Berasal dari seorang Pria
Hanya saja Ia Merasa Bukan Manusia 
Lantaran hidupnya terlampau Kejam
Rakyat jelata. Iya Rakyat Jelata!!!
Memang Ia ditakdirkan untuk selalu diperintah
Maka Ia selalu bemimpi
Untuk Berenang Sebebas Ikan di laut
Untuk Terbang Sebebas Burung di Angkasa
Dan Mencoba untuk berjalan selayaknya seorang Manusia.

Si Jago

Hari demi Hari terus berlalu
Pergantian waktu pun tak dapat dielakkan.
Perubahan merupakan sebuah realitas yang harus dihadapinya, Sebagai Konsekuensia logis atas akhir dari setiap langkah
Paradigma hidup merupakan acuan dalam melangkah, Sebagai barometer dalam menjalani hidup menuju sebuah wujud misteri, yaitu cita-cita.
Merenung kembali tentang paradigma hidup,
Tentang cita-cita yang tergantung di angkasa raya,
Katakanlah kamu bisa merainya,Kamu bisa menjalaninya, gapailah semuanya...
Share:

Jumat, 01 April 2016

SEJARAH PERKEMBANGAN MILITER INDONESIA

A. Militer
     Awal mula masyarakat menggunakan alat kekerasan sebagai pelindung hasil produksi, ketika masyarakat mengalami perkembangan alat produksi sehingga hasil dari produksi ini tidak hanya memenuhi kebutuhan kelompoknya dalam sehari, akan tetapi sudah sangat berlebihan, dari sini kemudian masyarakat berpikir untuk mengelolah agar dapat terus digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan selajutnya, maka dari itu masyarakat pada waktu itu membuat alat yang mampu mempertahankan hasil produksi mereka dan menghindarkan dari perebutan kelompok lain, ini kemudian menjadi dogtrin bahwa diluar dari kelompok mereka adalah musuh dan perluh membangun kekuatan pelidung agar dapat terhindar serangan . dapat kita tarik pelajaran sejarah perkembangan masyarakat, kitika alat produksi hanya menjadi kepemilikan individu atau masyarakat sudah mulai mengenal nilai lebih dan penguasaan hasil produksi sendiri disitulah awal mula kekerasan dan penciptaan alat – alat kekerasan ( algojo, prajurit ) sebagai alat untuk mempertahankan dan menguasai hasil produksi.
     Untuk memahami militer tidak dapat kita lepaskan dari konteks sejarah perkembangan  masyarakat sebagai kenyataan sosial yang terus berkembang, sehingga kita dapat mengetahui secara hakikat dasar apa yang melatarbelakangi atau awal mula munculnya militer di jagat ini. Ketika pemahaman sudah menjadi cara pandang dalam melihat kenyataan sosial, tentunya  kita dapat lebih mampu melihat keakar-akarnya, apakah benar dalam konteks militer hari bukan alat kelas untuk memproduksi kekerasan sebagai pendorong akumulasi kapital untuk terus eksis di bumi ini, sejarah telah membuktikan bahwa negara kapitalis sejak revolusi industri melancarakan perang untuk memperbesar sumbangan akumulasi modal kepada negara. Negara kapital sering membangun kekuatan persenjataan dan kekuatan perang, dan tampil dalam bentuk ekspansi sebagai upaya untuk terus memperbanyak akumulasi modal serta menjadi negara yang berkuasa terhadap negara lain, tidak hanya sampai disitu, negara dengan kekuatan senjata terus melakukan bentuk monopoli agar dapat mempengaruhi segalah kebijakan politik suatu negara, artinya dapat ditarik benang mera bahwa sangat jelas militer adalah penopang bentuk kolonialisme dan imperialisme.atau menurut Lenin “ militer dalam bentuk perang pada hakikatnya adalah politik yang dilanjutkan dengan cara lain “.
       Sebagian besar negara makmur “kapitalis”  menjadi biang keladi dari segala bentuk perang, kekerasan dan menciptakan ketimpangan serta keterbelakangan. Akibatnya, munculah ketegangan sosial dan regional, sehingga sering kali mendorong negara terbelakang kedalam ketegangan sosial politik serta konflik berkepanjangan yang akhirnya negara maju menikmati dan menyapu bersih keuntungan ekonomi. Tidak dapat dipungkiri penguasaan ekonomi politk yang dilakukan rezim kapital menciptakan pertentangan yang tidak terdamaikan. Akibatnya penguasaan lembaga kekerasan “ militer “ menjadi alat rezim untuk melegalka bentuk – bentuk ketidak adilan kepada massa rakyat dan menutup rapat dasar demokrasi di negara terbelakang melalui resim militer yang patuh terhadap kepentingan kapitalisme internasional, agar mampu membangun pondasi sistem kapitalis sebagai pendorong peningkatan produksi akumulasi kapital sebanya- banyaknya. Dalam hal ini negara terbelakang sangat terbuka akan terjadi proses kudeta atau proses perebutan kekuasaan  pada rezim yang tidak dianggap lebih produktif dari negara maju dalam mendorong akumulasi kapital, lebih paranya lagi ketika rezim militer mematikan seluruh hak – hak sipil sebagai bentuk meredam gejolak perlawanan massa rakyat sipil untuk menutut hak kesejahteraan akibat dari pemiskinan yang diciptakan oleh sistem kapitalis.

B. Militerisme dan Militerisasi
     Militer merupakan nilai, ideology, prinsip–prinsip dalam keseharian pada tubuh militer yang tertanam dalam nilai dan prilaku secara terus-menerus, seperti hirarki, komandois, sentralistik, penyeragaman, mengutamakan penyelesaian fisik untuk mencapai tujuan tertentu, menggunakan wacana kawan – lawan dalam melihat perbedaan, Ini menjadi model – model keseharian organisasi dan selalu dianggap lebih baik dari organisasi sipil. Bentuk pengorganisasian efektif dan efisien yang dimiliki militer dapat lebih mempermudah dalam mencapai tujuan tertentu, karena militer tidak mengenal partisipasi untuk pengambilan keputusan, setiap anggota militer tidak memiliki hak dan terlibat mengambil keputusan maupun membuat keputusan bersama. Keputusan sepenuhnya menjadi  otoritas bagi pemimpin, sebaliknya anggota kelompok berkewajiban menjalankan perintah tanpa banyak tanya atau mendebat. Sebagai gantinya, bentuk organisasi militeristik mengedepankan mobilisasi. Dalam mobilisasi setiap anggota sebuah komunitas ( kesatuan ) bergerak atas dasar self determination atau kemerdekaan pribadi, akan tetapi digerakkan untuk tujuan abstrak seperti nasionalisme sempit, patriotisme, atau musuh bersama.
      Trend perang merupakan wajah militer yang terus membanyangi dunia ini, militer selalu dijadikan alat untuk menyelesaikan persoalan sosial, ketika seperti ini tentunya kekuatan perang terus di produksi sebagai pendukung dan pendorong kekuatan militer, tak heran kalau militer menjadi sangat penting untuk terus menciptakan kemampuan, kekuatan  teknologi senjata terus-menerus. Dari perkembangan teknologi senjata makin banyak memakan korban massa. Militer akan menjadi kekuatan menakutkan di kehidupan  massa rakyat yang setiap saat,  bisa menjadi malah petaka bagi massa rakyat serta acaman bagi peradaban di muka bumi ini, bahkan perang akan diproduksi untuk kepentingan pemegang alat sumber produksi yang mendorong percepatan akumulasi kapital. Tidak harus terlalu sempir meletakan militer hanya pada alat perang, namun harus juga dilihat pada sudut pandang yang luas, sehingga dapat lebih jelas melihat pengaruh dalam sosial, ekonomi politik.
        Peran militer dalam kehidupan sipil menjadi titik persoalan besar apa bila militer memberangus hak sipil dan masuk pada ranah sosial, ekonomi politik, serta membangun ideologi  militer pada massa rakyat. Tidak dapat ditolak bahwa  ideology militer akan menjadi tata nilai dan prinsip-prinsip hidup bagi massa rakyat yang berjalan secara sistematis dan rasional, bahkan lebih parah lagi ideologi ini menjadi ikon, dan  ritual – ritual dalam proses penyelesaian masalah sosial yaitu kekerasan tanpa ada prinsip demokratis, karena militer pada hakekatnya adalah milik suatu kelas penguasa, tidak mengutamakan nilai dan prinsip demokratis, sebab militer dibesarkan oleh penguasa, ia dididik oleh tradisi penyeragaman, hirarkis, komandois, pada puncaknya tidak membangkitkan gagasan kepemilikan bersama tetapi hanya kepentingan proses akumulasi modal dan melindungi segala kepemilikan kelas penguasa.
        Dinamika produksi penindasan terhadap sistem sosial, ekonomi politik sebagai pemenuhan akumulasi modal, terjadi pada dunia ketiga merupakan  bentuk inperialisme dibalik kepentingan rezim modal internasional, menjadi paktor utama keterbelakangan bagi negara dunia ketiga. Berangkat dari persoalan pokok ini tidak dapat kita pisahkan  militer pada negara dunia ketiga, dimana militer hanya menjadi alat kepentingan dalam melindungi aset kepentingan penguasa  rezim modal internasional. Negara dunia ketiga harus menjadi alat yang menyediakan seluruh tata-tertip sosial dan pondasi sistem ekonomi kapitalis, akibat dari semua ini penetrasi negara pada ruang sipil makin menjadi-jadi dan mengarah pada bentuk kekerasan pada masayarakat sipil. Tidak salah lagi pasti militer akan menjadi jawaban atas persoalan ini karena siapapun yang akan menghambat kepentingan rezim modal internasional tidak akan ada maaf. Artinya militer adalah anak kandung dari kapitalis.

Sumber: 
Tugas Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dalam Mata Kuliah Analisa Kekuatan Politik
Dosen Pengampu: Ade Marup.W, S.IP
Universitas Muhammadiyah Yogyakrta 
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Jurusan Hubungan Internasional

Share:

Kamis, 31 Maret 2016

EKONOMI POLITIK

Pengantar
Seluruh jalannya perkembangan cara produksi kapitalis yang mengandung pertentangan-pertentangan didalamnya, tentu akan menimbulkan suatu pergantian revolusioner dari kapitalisme. Cara produksi kapitalis telah membuat seluruh Rakyat pekerja menjadi melarat dan hidup sengsara, sehingga yang dimilikinya hanya syarat produksi yang berupa tenaga kerja saja. Benar kaum pekerja pada umumnya telah ”bebas dari pembelengguan feodal”, tetapi mereka dirampas alat-alat produksinya dan untuk tidak mati kelaparan mereka terpaksa menjual tenaga kerjanya kepada kaum kapitalis. Dengan memeras kaum pekerja industri dengan tidak mengenal peri-kemanusiaan, dengan merampas kaum tani dan produsen-produsen barang lainnya dari alat-alat produksinya dan dengan mengadakan ekspor modal, terjaminlah keuntungan-keuntungan modal yang setinggi-tingginya bagi kaum kapitalis.
Demikianlah hukum dasar perekonomian kapitalisme: ”adanya jaminan keuntungan maksimal kapitalis dengan pemerasan, pemelaratan dan penyengsaraan sebagian terbesar penduduk suatu negeri, dengan memperbudak dan merampas secara teratur Rakyat negeri-negeri lain, khususnya negeri-negeri yang terbelakang, dan akhirnya dengan peperangan dan militerisasi perekonomian rakyat yang digunakan untuk menjamin keuntungan setinggi-tingginya” memperpanjang semua pertentangan dalam kapitalisme/ Krisis global yang melanda AS merupakan sebuah gejolak bahwa ternyata kapitalisme merupakan sebuah sistem yang mempunyai titik kerapuhan. Dimana sisitem yang berkembang ats keinginan pasar dan modal pada titik akumulasi modalnya yang ekpoitatif akan menggali kuburnya sendiri.
Sistem Produksi Kapitalis
Ada dua macam sasaran Produksilis yaitu sebagai berikut:
Pertama; kapitalis memeproduksi suatu nilai-pakai, yang mempunyai nilai tukar , yaitu sutu barang untuk dijual, sutu komoditi. Kedua; Kapitalis ingin memproduksi suatu komoditi yang bernilai lebih tinggi dari jumlah nilai komoditi yang dipakai untuk memproduksi. Yaitu alat-alat produksi dan tenaga kerja , yang dibelinya dengan sejumlah uangnya di pasar terbuka. Tujuannya adalah tidak hanya memproduksi suatu nilai-pakai,,tetapi nilai;tidak hanya nilai,tetapi sekaligus nilai lebih.
      Sistem Produksi kapitalisme merupakan suatu system komoditi. Di mana barang diproduksi untuk di jual, Sebuah komoditi dijelaskan sebagai yang dipertukarkan dengan aatau untuk komoditi lainnya. Semua Komoditi mempunyai nilai pakai, yang memenuhi semua keinginan atau kebutuhan , langsung atau tidak.  Kegunaan suatu benda menjadiakna nilai pakai.  Komoditi juga memiliki nilai tukar , milik yang dapat dipertukarkan dengan barang lain. Ada banyak barang yang mempuyai nilai pakai tapi tidak dipertukarkan karena dia bukan komoditi.Nilai tukar pertama-tama nampak sebagai hubungan kuantitas dengan berbagai komoditi x unit komoditi dapat dipertukarkan dengan y unit komoditi lainnya, nilai suatu komoditi yang  dipertukarkan harus mempuyai subtansi yang sama yang disebut sebagai nilai (nilai sebuah komoditi adalah sejumlah tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksinya atau membuatnya).
Dalam hl ini, subtansi yang sama bukan merupakan sesuatu yang bersifat fisik seperti berat, sifat fisik tidak bersangkut paut dengan nilai pakai komoditi.  Nilai pakai atau benda berguna mempunyai nilai hanya karena ada kerja abstrak manusia yang terkandung atau terjawantahkan di dalamnya. Nilai yang terkandung di dalam sebuah komoditi tergantung banyaknya jumlah kerja social yang dibutuhkan, dan itu adalah lama kerja yang diminta untuk memproduksi komoditi itu di dalam syarat-sayarat kerja normal yang menghasilkan dan dengan taraf rata-rata dan lazim pada waktu itu, nilai suatu komoditi tetap jika waktu kerja  yang diperlukan untuk memproduksinya tetap. Tetapi waktu kerja ini senantiasa berubah sesuai dengan perubahan dalam produktivitas kerja. Produktivitas ini ditentukan oleh bermacam keadaan, antara lain oleh rata-rata derajat keterampilan pekerja, tingkat perkembangan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam praktek oleh organisasi social produksi, oleh jangkauan dan daya guna alat-alat produksi, serta lingkungan alam. Pada jumlah jam kerja yang sama hasil panen di daerah yang subur  lebih banyak dari pada di daerah yang tandus.  Nilai itu bersifat social bukan individual dan lebih bersifat teknis, pekerja yang lamban menghasilkan kurang dari mereka yang bekerja cepat.
Selagi banyak nilai pakai yang dipertukarkan maka semakin banyak ragam kerja berguna ( kerja yang menghasilakan nilai pakai) yang dilibatkan dalam proses poduksi barang-barang tersebut. Di dalam masyarakat komoditi terdapat pembagian kerja yang rumit di antara orang-orang yang melakukan bermacam-macam pekerjaan yang saling mempertukarkan produk mereka,tanpa pembagian kerja tidak akan ada produksi  atau pertukaran komoditi.  Karena satu-satunya titik pertukaran adalah memperdagangkan satu komoditi  dengan komoditi lainnya.    
        Nilai pakai dari sebuah komoditi merupakan perpaduan dua unsur  yakni materi yang disediakan oleh alam dan kerja. Apabila kita tidak menghitung keseluruhan kerja berguna yang terkandung dalam sebuah komoditi, maka yang tersedia hanya lapisan material yang disediakan oleh alam tanpa campur tangan manusia . manusia hanya  dapat bekerja seperti halnya alam, kerja adalah bapak dari kekayaan material, sementara bumi adalah ibunya.
Karakteristik Kerja Dalam Kapitalisme
        Karakteristik kerja dalam kapitalisme dapat digambarkan dalam dua bagian yaitu Pertama; Para pekerja bekerja di bawah kontol kapitalisme, dimana pekerja dikontrol untuk bisa memaksimalkan nilai lebih dalam produksi komoditi. Kedua; Produk hasil dari kerja dari pekerja (produsen langsungnya) adalah milik sang kapitalis, dan hak penggunaan tenaga pekerja adalah hak kapitalisme, sama dengan penggunaan hak komoditi lainnya, seperti kuda yang disewanya untuk proses produksi komoditi. Ketika para pekerja menerima upah untuk kerja mereka kapaitalis bukan pemilik capital saja (ia maksudkan alat-alat produksi) tetapi juga pemilik atas kerja, kaum proletar (kelas pekerja upahan yang tidak punya apa-apa), yang menjual kerjanya melepaskan semua klaim atas bagaian dari produk itu, dan tidak masuk akal untuk memisahkan kerja dengan capital, karena capital mencangkup kerja dan capital. Kesatuan yang indentik.
Sirkuit Kapital
        Seperti dijelaskan di awal bahwa Komoditi mempunyai nilai pakai secara langsung dapat diartikan sebagai tempat penyimpanan alat tukar dan merupakan pertukaran alat. Komoditi berhubungan satu dengan yang lainnya sebagai nilai, dan dengan tindak masyarakat (kesepakatan secatra umum)  ragawi menjadi bentuk penyentara yang secara social diakaui, melalui perantara social tersebut komoditi yang dikhususkan menjadi setara universal, dengan demikian menjadi –Uang

       Untuk lebih jelasnya mari kita lihat Sirkuit Kapital yang dirumuskan Oleh Karl Marx. Marx merumuskan Capital dengan M-C-M’ yang memproduksi nilai lebih. Dimana; M=Money, C=Comodity, M’: Mewakili uang yang lebih besar dari M, uang tambahan yang diperoleh dari M’-M oleh marx dinamakan nilai-lebih. Sirkuit dalam capital M-C-M’, kapiatalis dengan uang (M), membeli komodity (C ), dan menjualnya dan menngahiri dengan (M’), Marx menyebut bahwa (M-C) sebagai capital pendahuluan dan kedua (M-C) capital kerja
       Konsepsi tentang capital pertama dikemukana dengan formula M-C-M,, kapitalis tidak mungkin asal saja membeli atau mengeluarakan uang  (M)  yang nantinya akan menghasilakan lebih banyak uang (M’) , bahwa nilai lebih dihasilkan dari proses produksi dengan formula seperti berikut;
Dimana C…P….C’ merupakan proses produksi  yang merubah seperangkat komoditi (C) menjadi suatu yang lebih besar nilainya (C’) dengan menggunakan capital produktif yaitu L (tenaga kerja)  dan ML (alat-alat produksi) yang dijual untuk mendapatkan uang yang lebih banyak, dan titik-titik diseputar P merupakan urutan pertukaran transaksi-transaksi.

        Proses ini dibagi dalam tiga tahap antara lain sebagai berikut:
           a. Tahap Pertama
           Secara tersendiri M-C hanyalah komoditi yang diperjual belikan, bagaimana kapitalis membeli komoditi dengan ia membeli tenaga kerja dan alat-alat produksi dan dalam pertukaran sirkuit tersebut merupakan capital dan uang yang dinamakan sebagai capital uang.
           b. Tahap Kedua
            Untuk mengahsilkan nilai lebih kapitalis sudah tentu harus memperkejakan tenaga kerja untuk memproduksi komoditi, Pekerja menitipkan upah mereka pada komoditi dan kapitalis juga membeli alat-alat produksi (capital produktif), Nilai dari Alat-alat  Produksi yang terpakai berpindah ke dalam hasil-Produk-karena kerja yang menghasilkan  alat-alat produksi bagian dari jumlah seluruh kerja yang diperlukan untuk menghasikan produk akhir, Bagian dari capital yang digunakan untuk membeli alat produksi tindaklah menciptakan nilai baru atau nilai lebih bagain ini tersimpan saja dalm produk (komoditi).
Nilai ini akan kembali pada si kapitalis saat produk itu di jual. Bagian dari capital itu diubah menjadi alat-alat produksi  yaitu bagian mentah, bahan mentah, perkakas-perkakas kerja. Tidak mengalami perubahan nilai secara kuantitatif dalam proses produksi bagi marx disebut sebagai capital konstan. Di pihak lain Tenaga kerja yang digunakan yang sesungguhnya, menciptakan nilai baru dan nilai lebih. Bagian Kapital yang dikeluarkan lebih dulu untuk membeli tenaga kerja , bertambah besar dalam proses produksi , sehingga marx menamakannya capital Variable. Dari semua perkakas produktivitaf pengusaha pertanian, kerja manusia ialah para kapitalis bersandar kepadanya untuk pembayaran-kembali kapitalnya, dan persediaan tanah, pacul, bajak dan yang lainnya tanpa suatu bagian dari kerja manusia sama sekali bukanlah apa-apa
         c.  Tahap Ketiga
             Komoditi yang telah lengkap selesai, yang menyimpan nilai-lebih pada akhirnya dinamakan sebagai capital-komodity, dan ian harus dijual, capital uang pertama telah berubah menjadi capital produktif dan kemudian menjadi capital komoditi, dan Akhirya menjadi capital Uang.
Akumulasi Kapital
   Akumulasi kapital merupakan penumpukan capital, Marx menganalisis bahwa kapitalisme merupakan suatu system yang mereproduksi dirinya sendiri, pertama-tama akumulasi primitive merupakan sirmulasi capital sebelum adanya niali lebih, pengubahan kembali yang terus menerus niali lebih menjadi kapital muncul dalam bentuk besaran kapital yang meningkat yang masuk ke dalam proses produksi, dan ini gilirannya menjadi dasar peningkatan produktivitas kerja, jadi suatu drajat (pengekpoitasian tenaga kerja) tertentu akumulasi capital muncul sebagai suatu prasarat cara produksi kapitalisme, dengan cara akumulasi capital cara produksi kapitalisme akan berkembang, dan kedua produksi ekonomi itu saling memberikan masukan satu sama lain dan akhirnya merubah technical capital yang dimana komponen variable menjadi kecil dan semakin kecil dengan dibandingakan dengan variable konstan. Dan setiap akumulasi menjadi alat akumulasi baru, akumulasi akan meningkatkan kosentrasi kekayaan para kapitalis individual , dan dengan begitu dapat melebarkan dasar produksi pada skala besar, akumulasi di satu pihak sebagai kosentarasi alat-alat produksi yang meningkat, dan kekuasaan atas kerja; dan dihak lain akan terjadi konflik anatar banyak kapiatal individual lainnya.
Kebutuhan Hidup Manusia
          Ekonomi politik merupakan pola interaksi-interaksi social yang mengorganisasikan produksi, distribusi dan pertukaran barang dalam ruang lingkup kekusaaan dimana sebenarnya pola produksi dan reproduksi tersebut hanya diindentifikasikan untuk  memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sehinnga menjadi persyaratan yang mutlak bagi kita bisa membedah pola atau strukturalisasi pemenuhan kebutuhan manusia dalam proses produksi sebelum kita mengintegrasikan bentuk kesatuan yang utuh tentang ekonomi politik.
         Manusia agar dapat bertahan hidup pertama jelas dia harus dapat memenuhi kebutuhan seperti makan, pakaian, pakaian serta tempat tinggal kebutuhan ini biasaya disebut dengan kebutuhan material atau kebutuhan primer. Dan untuk bisa memenuhi kebutuhan primer tersebut manusia harus melakukan kerja produksi yaitu menciptakan kebutuhannya , bagaimana manusia harus bekerja untuk mengubah suatu obyek,alam atau social menjadi yang lain yang berguna untuk memenuhi kebutuhan bagi kehidupan sosialnya.
      Untuk bisa melakukan kerja produksi manusia memerlukan alat kerja diasamping tenaga kerjanya sendiri, selanjutnya juga diperlukan sasaran kerja,Alat kerja ialah untuk bekerja dan sasaan kerja adalah Sesutu yang dikerjakan, pengolahan tanah atau bahan mentah. Alat kerja dan selanjutnya alat produksi dan tenag kerja manusia adalah tenaga produktif, dengan tenaga produktif manusia dapat memproduksi sesuatu.Dalam proses produksi manusia memerlukan dan mengadakan hubungan antara satu dengan yang lain yang disebut sebagai hubungan produksi, yaitu hubungan manusia untuk memproduksi sesuatu, maka produksi selalu bersifat social karena suatu produksi selalu selalu sebgai hasil kerja sama atau hasil hubungan bersama antar  manusia oleh karena itu semestinya produksi berwatak dan bersifat milik bersama.
         Bentuk dan sifat hubungan produksi tersebut ditentukan oleh bentuk dan sifat  kepemilikan atas  alat-alat  produksi, tidak ditentukan olek kekeutan produktifnya misalkan dalam masyrakat feodal, alat produksi milik tuan feodal dan berlangsung hubungan masyarakat feodal, dimana buruh tani  yang tidak memeiliki alat produksi seperti tanah,cangkul dll harus bekerja terhadap kaum feodal untuk memenuhi kebutuhannya, dan hasil kerja para petani menjadi milik kaum feodal dan buruh tani tidak memiliki bagian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan.
       Hubungan produksi dan tenaga produktif merupakan cara produksi, dalam cara produksi tenaga produktif bersifat aktif, Sifat perkembangan alat kerja membentuk sifat dan keahlian tenaga kerja, ini disebabkan karena adanaya interaksi manusia dengan alam, alat kerja dari batu dan tongkat berkembanag menjadi panah,parang dsb, yang terbuat dari logam, dengan alat kerja itu manusia berkembang kemampuanya; dan akhirnya muncul sifat individualistic, dan pola hubungan produksi pun berubah dari hubungan produksi kolektif menjadi hubungan produksi individualistic, yang kuat akan menindas yang lemah, sedangkan hubungan produktif yang bersifat pasif mempunyai peran yang menetukan bentuk cara produksi.
       Tenaga produktif yang aktif akan menuntut kesesuian hubungan produksi, hubungan produktif itu wadah atau tempat, sedangkan tenaga produktif itu isi, maka tempat atau wadah harus menyesuaikan dengan isi, hubungan produksi yang sempit bagi perubahan dan tenaga produktif dan berikuttnya akan dibongkar dan dihancurkan oleh perkembangan tenaga produktif sendiri, untuk kemudian diganti denagn hubungan produksi yang baru, maka berubah dan berkembang pula masyarakatnya.
Share:

Selasa, 29 Maret 2016

Pemikiran Karl Marx Tentang Revolusi

A. Biografi Karl Marx
Kemajuan ilmu pengetahuan semakin pesat di iringi dengan perkembangan sistem kapitalisme yang hidup diatas penghisapan tenaga kerja proletariat. Sehingga mengharuskan kita untuk kemudian mempelajari pemikiran Karl Marx. Sebab Marx merupakan pemikir besar yang menelanjangi watak dari sistem kapilasime, feodalisme, kekuasaan negara, dls. Ia memberikan gambaran umum kepada manusia tentang arti kehidupan tanpa penindasan dan penghapusan kepemilikian pribadi dalam aktivitas produksi bahan material kebutuhan hidup manusia. hal demikian mengakibatkan ketakutan besar bagi kelas penghisap (kapitalisme, feodalisme, negara, dan kelas penguasa lainnya) yang ingin menjadi penguasa atas menusia.
https://www.google.com
Karl Marx dengan nama Karl Heinrich Marx di lahirkan pada tanggal 5 Mei 1818 tepat di Kota Treves (Trieste, Trier), Provinsi Rhein di Prusia[1]. Kelahiran Marx di Rhein menuai pengalaman tersendiri bagi dia, sebab pada masa mudanya Marx melihat sendiri awal perkembangan kapitalisme di Rhein dimana terjadinya pengusuran tanah petani untuk pembangunan pabrik. Dengan demikian terdapat transformasi pekerja tani menjadi seorang buruh pabrik. Dimasa ini marx menunjukan kejeniuasanya, masa di saat Marx berda di bangku SMA, ia pernah menulis satu makalah tentang bagaimana orang memilih pekerjaan.
Pada saat berusia 17 tahun tepat pada tahun 1835, Marx dikirim ayahnya (Heinrich Marx) untuk mempelajari hukum di Universitas Bonn[2]. Di Bonn inilah Marx kemudian bertunangan dengan Jenny von Westphalen, putri Baron von Westphalen, yang dimana Jenny merupakan kawan sewaktu kecilnya Marx. Tidak lama keberadaan Marx di Bonn, dia kemudian memilihi pindah kulia di Jurusan Filsafat, Universitas Berlin. Berhijrahnya Marx ke Berlin membuat dia terpengaruh untuk mempelajari Filsafat Hegel di bawah bimbingan Bruno Bauer. Dengan demikian tak berselang lama Marx kemudian bergabung dengan Gerakan Hegelian Muda. Dimana Gerakan Hegelian Muda merupakan salah satu kelompok studi filsafat yang memfokuskan pembahanya pada karya-karya Hegel.
Dalam perjalanan kuliah Marx di Berlin terdengar kabar tentang ayahnya yang meninggal tahun 1838 di saat umur Marx yang ke-20. Setelah ayah Marx meninggal membuat, ia harus memenuhi sendiri kebutuhan hidupnya terutapa pendidikannya. Dengan berjalannya waktu, tepat pada Tahun 1841 Marx menerima gelar doktor filsafat dari Universitas Berlin, Universitas yang sangat di pengaruhi oleh Hegel.
Pasca Mendapatkan gelar doktor filsafat di Universitas Berlin, ia kemudia terjun ke bidang kewartawanan di koran“die Rheinische Zaitung”, sebab Marx sangatlah pandai dalam menulis. Di Koran ini pula Marx kemudian berkenalan dengan Moses Hess, seorang komunis yang menjadi salah satu editor die Rheinische Zaitung[3]. Dari perkenalan inilah Marx kemudian kemudian di rekomendasi oleh Hess untuk bergabung pada kelompok studi yang di organisirnya, salah satunnya adalah komunitas kaum komunis.  Selain itu Karl Marx juga mendapatkan pengetauan yang baru mengenai nasib kelas proletariat di Eropa.
Tak berselang lama, Marx kemudian menulis artikel tentang kondisi buruh perkebunan anggur di Moselle. Artikel yang di tulis dan di terbitkan pada bulan Januari 1843, menyebabkan kepanikan yang melanda kerajaan. Kerajaan yang memiliki kekuasaan tertinggi ini kemudian menyuruh pemilik die Rheinische Zaitung untuk memecat Marx dan memalui kekuasaannya kerajaan menyuruh untuk menangkap Marx dengan tuduhan penghinan terhadap kerajaan. Pada waktu yang bersamaan tepat pada tanggal 19 Juni 1843 Marx pun kemudian menkah dengan Jenny[4]. Pernikahan yang berlangsung antara Marx dan Jenny tidak seistimewa seperti pernikahan orang lain. Sebab pada saat itu Marx di kejar-kejar oleh kerajaan Prusis.
Ketidaknyamanan Marx dengan tindakan represi kerajaan Prusia membuat dia membawa Jenny untuk pergi ke Prancis. Sesampainya Marx di Prancis tak berselang lama Ia bersama kawannya Arnold Ruge mendirikan jurnal politik dengan nama Deutsch-Franzosischen Jahrbucher. Dengan jurnal politik ini Marx kemudian menerbitkan tulisannya pada tahun 1844. Tulisan Marx ini kemudian di ketahui oleh kerajaan Prusia dan pada akhirnya kerajaan Prusia segera mengirim surat permohonan resmi kepada pemerintahan Prancis untuk menangkap Marx dan mengusirnya dari Prancis. Marx akhirnya diusir dari Prancis pada tangan 25 Januari 1845. Namun dilain hal yang sangat istimewa pada Tahun 1844 adalah Marx dan Engels mengadakan diskusi panjang di sebuah Café terkenal di Paris dan meletakkan landasan kerja untuk bersahabat seumur hidup.
B. Pembentukan Liga Komunis.
Di saat Marx dan keluarganya di usir dari Pransir, mereka kemudian berpindah ke Belgia. Dengan kedatangan Marx di Belgia Ia dan Engels kemudian mendirikan Workers Educatonal Society (Perkumpulan Pendidikan Kaum Buruh). Dalam perkumpulan ini terdapat perdebatan sengit antara Marx dan Wilhem Weitling. Weitling berpendapat bahwa kekuatan utama revolusi justru terletak pada kaum “lumperproletariat”, yaitu kaum yang terletak di tatanan terbawah dari kelas proletar-termasuk para penjahat, Pencoleng, rampok, dan maling[5]. Witling juga mengatakan bahwa revolusi tidak perlu dipersiapkan dengan bersusahpaya melakukan propaganda. Sedangkan Marx menyatakan bahwa kekuatan kaum buruh bukan terutama terletak pada jumlahnya tetapi justru terletak pada sistem pengorgnisasian yang rapi di tempat mereka bekerja.
Dengan adanya perkumpulan ini Marx dapat bertemu dengan pemimpin-pemimpin kaum buruh dan saling memberikan perspektifnya untuk kemajuan gerakan buruh. Dalam perkembangannya perkumpulan yang semacam dibuat oleh Marx ini bermunculan dimana-mana diantaranya, Jerman, London, Paris, dan Swiss. Perkembangan yang begitu pesat sehingga membuat Marx berpendapat untuk kemudian menjadikan Perkumpulan Pendidikan Kaum Buruh ini sebagai sebuah perkumpulan Internasional.Atas pandangan Marx tersebut pada akhirnya dibentuk suatu komite antarperkumpulan yang kemudian dinamakan Marx adalah Correspondent Comite(Komite Surat-menyurat).
Pada musim panas 1847, Correspondent Comite yang telah di bentuk secara Internasional memutuskan untuk kemudian mengadakan kongeres. Kongres ini merupakan kongres pertama yang diadakan di London. Hasil yang teristimewa dari kongres ini adalah keputusan untuk merubah Correspondent Comite (Komite Surat-menyurat) menjadi Communist League (Liga Komunis).Communist League (Liga Komunis) merupakan organisasi politik yang didirikan untuk memperjuangkan hak proletariat dengan semboyang “Kaum buruh di seluruh dunia bersatulah” dan yang secara tegas mengumumkan tujuan kaum komunis[6]: “Pengulingan terhadap kekuasaan kaum borjuis, penghapusan struktur masyarakat borjuis yang mendasarkan dirinya pada pertentangan kelas dan pembangunan susunan masyarakat baru tanpa kelas dan tanpa kepemilikan pribadi”.
Di akhir tahun 1847, diadakanya kongres ke-II Liga Komunis. Dalam kongres tersebut menghasilkan keputusan yakni membuat manifesto komunis sebagai dasar pemikiran, tujuan, strategi dan prinsip umum, dan program-program mendesak organisasi dalam melakukan perjuangan. Manifesto komunis yang ditulis Marx kemudian  diterbitkan pada watu yang tepat. Dimana sebelum berlangsungnya revolusi di Prancis dan Jerman pada bulan Februari 1848.
Perjuangan kaum buruh Jerman dan Prancis di tahun 1848-49 terjadi kegagalan yang dialami kaum buruh sehingga mengakibantakan represifitas dari kerajaan Prusia terhap kaum revolusi. Tendakan represifitas yang dilakukan ini mengakibatkan terjadinta keruntuhan Liga Komunis yang di bentuk membangun kekuatan perjuagan kaum buruh secara internasional. Paca tejadinya revolusi tersebut marx kemudian menengelamkan dirinya diruang baca British Museum untuk menulis Das Kapital.
C. Pemikiran Karl Marx Tentang Revolusi.
Karl Marx menuangkan pemikiran tentang revolusi dalam Manifesto Komunis yang ditulisnya pada saat kongngres ke-II. Di dalam manifesto komunis, Marx menguraikan tahapan revolusi seperti yang dicita-citakannya:
a.       Perlawanan individu dari kaum buruh yang sudah tidak tahan ditindas oleh majikannya. Individu-individu yang berani inilah yang memulai seluruh tahapan perjuanggan kaum buruh
b.      Pemogokan yang dlakukan di pabrik oleh mayoritas pekerja. Perjuangan individu intu akan segera memecah dinding kebekuan dan semangat perlawanan akan seketika meluap. Pada awal tahapan ini, kaum buruh masih bertindak destruktif di mana pola perlawanan adalah merusak pabrik yang diangapnya sebagai sumber kesengsaraan. Ini adalah tahapan spontanisme dari gerakan buruh
c.       Dengan semakin berkembangnya industri, kaum buruh pun berkembang baik dalam pengalaman organisasi kerjannya maupun dalam perspektifnya tentang gerakan. Di sini mulailah kaum buruh berpikir tentang perlunya satu serikat kerja. Tahapan ini di sebut sebagai tahapan ekonomisme
d.      Kemajuan teknologi komunikasi adalah jembatan yang akan menghubungkan serikat-serikat sekerja ini dan menempanya menjadi salah satu partai proletariat. Partai proletariat inilah yang akan membawa kaum buruh menuju puncak perlawanan.
e.       Setelah itu kaum proletariat sebagai kelas penguasa yang baru harus: “mengambil alih, secara bertahap seluruh capital dari tangan boprjuasi, memusatkan alat produksi di tangan negara, yaitu di tangan proletariat sebagai kelas penguasa dan untuk meningkatkan produktivitas total selekas mungkin.
             Dalam melakukan perjuangan merebut kekuasaan tidak semudah membalikan kedua telapang tangan. Akan tetapi kaum buruh pada puncaknya harus mengambil kendali atas alat-alat Negara melalui jalan perjuangan yang di terangi oleh partai proletariat yang nantinya menjadi alat perjuangan kaum buruh.

[1] Ken Budha Kusumadaru, Karl Marx. Revolusi, dan Sosialisme: Sanggahan Terhadap Franz Magnis-Suseno, (Yogyakarta: Resist Book, September 2004), hlm: 5.
[2]Ibid, hlm: 8
[3]Ibid, hlm: 20
[4]Ibid, hlm: 21
[5]Ken Budha Kusumadaru, Karl Marx. Revolusi, dan Sosialisme: Sanggahan Terhadap Franz Magnis-Suseno, (Yogyakarta: Resist Book, September 2004), hlm: 25.

[6]Ibid, hlm: 26
Berbareng Bergerak merebut kedaulatan,
Wujudkan demokrasi, tuntaskan revolusi,
Bersatu kita mengempur bercerai kita menghimpun.
Share:

Total Pageviews

Theme Support