Selasa, 29 Maret 2016

Analisis SWOT Dalam Organisasi Gerakan

A. Pendahuluan.

Forum Sekolah Bersama merupakan sebuah organisasi gerakan yang timbul atas dasar kondisi sosial masyarakat yang ada di Indonesia. Sebagai sebuah organisasi gerakan setiap tindakan dan keputusan organisasi harus selalu dilandaskan pada strategi dan perencanaan tertentu agar setiap agenda dan geraknya mempunyai tujuan dan targetan yang jelas. Haltersebut pula yang membedakan sebuah organisasi gerakan dibanding dengan hanya sekedar kumpulan orang yang berkumpul bersama atas dasar spontanitas ataupun kesamaan emosional saja.
     Perencanaan strategis merupakan hal yang mutlak dalam sebuah manajemen organisasi gerakan agar organisasi tersebut mampu bertahan dan berkembang secara progessif. Dalam proses perencanaan strategis, sebuah organisasi dapat menentukan strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya (termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai target dan tujuan daripada organisasi tersebut. Perencanaan strategis juga dapat berfungsi sebagai metode untuk menghadapi segala perubahan yang dapat terjadi sewaktu-waktu, seiring dengan proses kita dalam berorganisasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa organisasi gerakan hidup dalam suatu proses dan dinamika yang terus bergerak/berubah.
       Untuk tetap bertahan menghadapi dinamika keadaan, sebuah organisasi harus dapat dengan tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan dan perkembangan dapat dicapai dengan adanya perubahan. Namun yang perlu diingat adalah, perubahan itu tidak selalu baik, artinya perubahan juga bisa menghancurkan. Oleh karena itu, untuk menghindari perubahan yang bersifat menghancurkan dan mendapatkan sebuah perubahan yang menuju perbaikan, maka dibutuhkan sebuah metode analisa kondisi sebuah organisasi sehingga didapatkan data analisis valid yang dapat dimanfaatkan untuk merencanakan sebuah pengembangan organisasi. Metode tersebut adalah metode analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity and Threat).
       Perubahan yang baik adalah perubahan yang terjadi dengan teratur. Jika proses perubahan yang teratur dirangkum, maka akan muncul sebuah skema sebagai berikut :


      Dari skema tersebut tampak bahwa analisa SWOT memang dibutuhkan dalam sebuah proses pengambilan keputusan dalam menangani berbagai permasalahan maupun dalam pengembangan organisasi. SWOT pertama kali dikenalkan oleh Albert Humphrey pada tahun 1960-1970an di Universitas Stanford yang kini metode ini menyebar luas dan digunakan dalam organisasi-organisasi diseluruh belahan dunia. Penggunaan SWOT tidak terbatas pada organisasi mahasiswa saja, namun juga mulai dari analisa diri sendiri, pengadaan sebuah kegiatan, bahkan sampai perusahaan yang berorientasi laba bisa menggunakan metode ini.


B. Apa itu SWOT?
     Analisis SWOT adalah sebuah metode prosedur analisis kondisi yang mengklarifikasi kondisi objek dalam empat kategori Strength (Kekuatan), Weakness (Kelemahan), Opportunity (Faktor Pendukung) and Threat (Faktor Penghambat/Ancaman). Dalam pembagiannya SWOT dibagi 2 bidang, yaitu faktor internal atau eksternal.
1. Faktor Internal (Strength dan Weakness.
Faktor internal terdiri dari strength dan weakness yaitu faktor yang BERASAL DARI DALAM OBJEK ITU SENDIRI. Jika objeknya adalah sebuah organisasi katakan BEM, maka faktor internalnya meliputi bagaimana kualitas SDM didalam BEM, bagaimana dengan manajemen keuangan di dalam BEM dan lain-lain.
          a. Strength (Kekuatan)
        Strenghth adalah sebuah faktor pendorong dan kekuatan yang berasal dari dalam organisasi, dimana kekuatan disini meliputi semua komponen-komponen organisasi baik sumber daya maupun kemampuan yang dapat dioptimalkan sehingga bermakna positif untuk pengembangan organisasi ataupun pelaksanaan sebuah program kerja (proker). Misalnya, kepemimpinan yang efektif, keadaan keuangan yang kuat, SDM yang berkualitas, proker unggulan dan lain-lain.

         b. Weakness (Kelemahan)
           Weakness adalah suatu faktor kekuatan “yang seharusnya dimiliki oleh organisasi” namun tidak ada, yang akhirnya menjadi kelemahan dalam organisasi tersebut. Maka weakness berarti kekurangan-kekurangan yang berasal dari dalam organisasi itu sendiri. Misalnya, kualitas SDM yang rendah, kuantitas SDM yang kurang, keterbatasan dana dan lain-lain.

2. Faktor Eksternal (Opportunity dan Threat)
Faktor eksternal terdiri dari opportunity dan threat yaitu faktor yang BERASAL DARI LUAR OBJEK. Jika objeknya adalah sebuah organisasi katakan BEM, maka faktor eksternalnya meliputi bagaimana dengan dukungan dekanat dan mahasiswa dan lain-lain.

           a. Opportunity (Faktor Pendukung)
             Opportunity merupakan faktor-faktor pendukung dalam pengembangan maupun stabilitas organisasi maupun pelaksanaan proker. Faktor pendukung ini merupakan faktor yang berasal dari luar organisasi, bukan dari dalam organisasi. Misalnya dukungan dari pemerintah, perkembangan teknologi dan lain-lain.

          b. Threat (Faktor Penghambat/Ancaman)
         Threat merupakan faktor-faktor penghambat atau hal-hal yang dapat mengancam perkembangan maupun stabilitas organisasi atau pelaksanaan proker, atau bahkan dapat mengancam keberadaan organisasi atau proker. Faktor ini juga berasal dari luar organisasi, bukan dari dalam organisasi. Misalnya, kebijakan pemerintah yang merugikan, hilangnya sumber dana dan lain-lain.

     
C. Analisis SWOT Dalam Perencanaan Organisasi
     Setelah mengetahui apa itu SWOT, maka yang selanjutnya dilakukan adalah memahami bagaimana tahap-tahap melakukan analisis SWOT. Kita sepakati lagi, objek yang kita bahas adalah organisasi. Secara formal tahap-tahap yang dilakukan dalam analisis SWOT adalah :

     1. Ketua organisasi melibatkan kepala divisi/departemen maupun seluruh staff organisasi untuk melakukan SWOT.
     2. Melakukan sharing pandangan umum masing-masing.
Disini dapat digali informasi sebanyak mungkin dari informan-informan yang ada dan juga bisa ditambah dengan poin-poin tambahan dari sudut pandang pribadi terhadap sebuah organisasi. Hasilnya akan terkumpul banyak pernyataan yang terdiri dari hal-hal positif maupun negatif.
  3.Maka hal yang selanjutnya dilakukan adalah memisahkan informasi yang merupakan hal positif atau negatif.

Setelah setiap faktor telah masuk dalam matriks SWOT, maka hal yang dilakukan selanjutnya adalah pembobotan / penilaian / penetapan skala untuk masing-masing kekuatan. Hal ini berguna dalam penetapan skala prioritas pemecahan masalah. Jangan lupa bahwa pembobotan dibuat setelah kita yakin bahwa setiap elemen organisasi telah kita masukkan ke dalam tabel identifikasi. Pembobotan dapat dilakukan dengan pendekatan skala Likert. Skala ini digolongkan menjadi 2 kelas utama, yaitu kelas Pendukung dan Penghambat, yang sebenarnya memiliki prinsip yang sama.
           a.       Skala Likert terhadap Faktor Pendukung:
                     5 : menyatakan dampak sangat kuat mendukung
                     4 : menyatakan dampak kuat mendukung
                     3 : menyatakan dampak cukup kuat mendukung
                     2 : menyatakan dampak kurang kuat mendukung
                    1 : menyatakan dampak sangat kurang kuat mendukung

          b.      Skala Likert terhadap Faktor Penghambat:
                   5 : menyatakan dampak sangat kuat menghambat
                   4 : menyatakan dampak kuat menghambat
                   3 : menyatakan dampak cukup kuat menghambat
                   2 : menyatakan dampak kurang kuat menghambat
                   1 : menyatakan dampak sangat kurang kuat menghambat
      Untuk menghitung besarnya prosentase faktor pendukung atau penghambat dari matriks SWOT, kita dapat menghitung dengan rumusan :
      Dari rumusan diatas, kita dapat melihat berapa prosentase masing-masing dari  faktor pendukung dan penghambat sekaligus mengintepretasikan faktor-faktor tersebut kedalam prosentase berikut :
              a.       Interpretasi Daya Dorong
                        100 % - 75%      : Kondusif
                        74,9% - 50%     : Subkondusif
                        49,9% - 25%     : Sub Kritis
                        24,9% - 0%        : Kritis
             b.      Interpretasi Daya Hambat
                       100 % - 75%      : Kritis
                       74,9% - 50%     : Sub kritis
                       49,9% - 25%     : Sub kondusif
                       24,9% - 0%        : Kondusif
D. Studi Kasus.
        Sebuah bencana tanah longsor dasyhat melanda kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Diperkirakan jumlah korban mencapai angka ratusan jiwa dan ribuan lainnya diungsikan ketempat yang aman. Pemerintah pusat (Jakarta) menyatakan bencana ini sebagai bencana nasional. BNPB, BASARNAS dan TNI dikerahkan dalam upaya mencari evakuasi para korban.
      Pada masa awal pemerintahan JKW-JK, pemerintah menaikkan harga BBM dari Rp 6.500/liter menjadi Rp 8.500/liter. Tak pelak, kenaikan tersebut akan menaikkan beban hidup masyarakat, terutama golongan kecil menengah di Indonesia.


Pertanyaan :
Bagaimana sikap dan keputusan SEKBER menanggapi kasus diatas?
Sebagai organisasi gerakan, perhitungkan prosentase intepretasi dari keputusan organisasi menurut matriks SWOT?
Referensi
Just Another Day Blog - http://anotherday26.weebly.com/

Wikipedia Indonesia - http://id.wikipedia.org/
Share:

1 komentar:

Monggo, Jika Anda Ingin Komentar, Tapi Tolong Gunakan Bahasa Yang Sopan.
Monggo, Jika Anda Ingin Kritik, Tapi Tolong Kritik Yang Membangun.

Total Pageviews

Theme Support