Rabu, 31 Mei 2017

MANAJEMEN AKSI UNTUK PARA PEJUANG HAK RAKYAT


MANAJEMEN AKSI
AKSI MASSA SATU LANGKAH PASTI MENUJU PEMBEBASAN NASIONAL
*Tidak ada teori yang revolusioner tanpa gerak revolusioner*

A.          Pengantar
Manusia dilahirkan oleh sejarah untuk itu manusia adalah aktor sejarah dan massa adalah penggerak sejarah, suatu ungkapan yang menandakan bahwa manusia tidak dilahirkan untuk merefleksikan dunia akan tetapi untuk merubah dunia. Mewujudkan perubahan di muka bumi dengan suatu keyakinan yang berangkat atas dasar realitas yang tidak berpihak atau berlangsungnya penindasan dan penghisapan.
Penindasan di muka bumi tetap setia dalam memproduksi ketidakadilan dan melakukan penghisapan, penindasan terhadap massa rayat, melalui sistem kapitalisme yang sangat sistematis yang terus berlangsung memasuki seluruh sendi kehidupan bangsa ini. Sistem kapitalisme merupakan sebuah sistem yang hidup dari penindasan terhadap massa rakyat, tidak ada massa rakyat tertindas maka kapitalisme pun tidak ada, mengapa demikian? Karena kapitalisme memeras tenaga manusia dengan menjadikan manusia sebagai mesin pemenuhan akumulasi modal untuk keberlangsungan hidupnya (kapitalisme).
Dengan demikian kapitalisme mengakibatkan penindasan dan merusak seluruh tatanan kehidupan, sebab pandangan dan cita-cita kapitalisme tidak lain adalah mewujudkan kepentingan akumulasi modal sebanyak-banyaknya dan kepentingan untuk mempertahankan sistem penghisapan di muka bumi ini.
Gambaran realitas obyektif yang terjadi merupakan pijakan untuk menanamkan iman perubahan yang kemudian harus termanefestasi dalam bentuk gerak perjuangan revolusioner. Sebab ini adalah Keharusan tak dapat ditunda, sebagai konsekuensi dialetika sejarah di muka bumi ini dengan adanya penindasan terhadap massa rakyat yang terus berlangsung.
Ketika muncul keyakinan atas perubahan, maka akan disusul oleh gerak untuk memenuhi syarat perubahan yakni massa terdidik yang sadar akan perubahan dan turut serta membangun kekuatan massa. Barang siapa tidak sadar akan kebutuhan ini maka bukanlah seorang yang sadar sesadar-sadarnya akan penindasan dimuka bumi ini.  Karena dengan menyadarkan diri kepada massa, barulah akan terwujud pembebasan nasional. 
Pengantar diatas mudah-mudahan memunculkan gagasan lebih kreatif untuk menjawab kebutuhan massa rakyat tertindas dan terwujudnya pembebasan nasional tanpa penindasan. Dalam kesempatan ini saya akan memaparkan sedikit cara atau bentuk–bentuk perjuangan terdidik bagi massa untuk tetap bersandar dan setia bersama massa rakyat tertindas, yakni Manejemen Aksi, sebab ini akan menjadi kebutuhan bagi pekerja revolusioner untuk mengkampanyekan gagasan perjuangan dan bahkan  yang sudah melakukan pendidikan massa. Satu ungkapan nafas perlawanan “Mendidik Penguasa Dengan Perlawanan, Mendidik Massa Dengan Pergerakan” “Lebih Baik Diasingkan Daripada Menyerah Terhadap Kemunafikan, Mendiamkan Atau Membiarkan Kesalahan Merupakan Kejahatan”
B.          Pengertian Manejemen Aksi
Sebelum lebih jauh kita berbicara manejemen aksi terlebih dahulu kita mengetahui apa yang dimaksud managjemen aksi? Pada dasarnya manajemen aksi terdiri dari dua kata, yaitu;  Manajemen dan Aksi. Menejemen adalah proses mengatur dan mengelolah sesuatu agar mendapatkan hasil lebih baik. Aksi adalah suatu tindakan atau gerakan. Dari penjelasan singkat diatas dapat di tarik pemahaman bagi kita yang ingin melakukan perubahan, maka manejemen aksi adalah usaha mengatur gerak perjuangan menuju keberhasilan sesuai dengan apa yang menjadi targetan dan tujuan perjuangan. Atau tindakan atau gerakan yang dikelolah atau diurus denganb baik, rapi, terencana dan tidak sporadis.
Sebagai gerakan perjuangan, dalam melakukan aksi perjuangan tugas seorang revolusioner harus lebih jelas dalam mengatur srategi-taktik perjuangan dan terus menyatu dengan massa rakyat dan menempatkan massa sebagai jalan yang benar untuk mencapai pembebasan nasional (keadilan sosial) agar tidak mudah dipatahkan musuh, oleh karena itu bentuk aksi massa harus di kelolah lebih baik dan dilakukan  secara tersistematis sampai tujuan tercapai, karena kejayaan suatu perjuangan sebagian besar tergantung pada kecakapan dalam berjuang mengejar maksud yang suci dan tinggi. Kebutuhan strategi-taktik sebagi motor penggerak perjuangan tidak dapat dilupakan agar dapat lebih selaras dengan kebutuhan perjuangan. 
Terdapat berbagai macam aksi perjuangan yang dapat kita lakukan namun harus berdasarkan strategi dan taktik, karena kewajiban menjalankan kerja perjuangan dengan metode taktik dapat menujang keberhasilan. Taktik merupakan acuan kapan melakukan kerja. Taktik kapan saja boleh berganti akan tetapi tetap pada jalan strategi perjuangan. Jadi taktik tidak boleh lepas dari tujuan perjuangan.

C.          Bentuk – bentuk aksi perjuangan.
   Aksi perjuangan terbagi dalam dua bentuk yaitu; Aksi Informasi dan aksi Massa. Aksi informasi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk memberi informasi terhadap banyak rakyat. Sedangkan aksi massa adalah tindakan atau gerakan yang menjadikan massa sebagai subjek dari perjuangan, bukan objek. Dalam hal ini, massa disertakan dalam aksi perjuangan dengan tujuan untuk menimbulkan kesadaran.

D.          Bentuk-bentuk aksi informasi:
a.       Aksi pemogokan yaitu aksi yang dilakukan dengan tingkat pembedaan  yang semestinya berjalan, agar tuntutan rakyat diperhatikan dan dipenuhi oleh yang dituntut. Misalnya: pemogokan buruh secara massal untuk menuntut kenaikan gaji atau penurunan jam kerja dan lain sebainya.
b.      Demonstrasi yaitu; aksi yang dilakukan oleh banyak orang denan cara turun ke jalan dengan meneriakkan tuntutan terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak memihak rakyat atau menindas rakyat.
c.       Penyebaran agitasi dan propaganda (selebaran, press release dll) adalah tulisan yang menjelaskan suatu isu secara gamblang , jelas, padat untuk dibagikan kepada rakyat secara langsung pada saat aksi agar rayat mengerti dan memahami isu yang sedang dibawa oleh mahasiswa. Isu yang dibawa harus dikemas dengan sederhana agar mudah dipahami dan dimengerti oleh rakayt.
d.      Sabotase yaitu: aksi yang dilakukan dengan cara mengambil alih suatu pekerjaan orang lain, agar tuntutannya terpenuhi. Misalnya; Mensabotase gedung stasiun televisi dan lain-lain
e.       Aksi imformasi dapat dilakukan dengan menggunakan Spanduk, dengan menuliskan imformasi secara singkat, padat dan mudah dimengerti. Kemudian dipasangkan di tempat-tempat strategis yang dapat dilihat oleh banyak orang.
f.       Selain Spanduk, aksi juga dilakukan dengan memasangkan Pamflet yang bertulisan tentang isu yang diangkat secara singkat, padat, jelas dan mudah dipahami, kemudian ditempelkan di tempat publik atau papan info.
Bentuk aksi perjuangan dapat saja berubah sesuai dengan kebutuhan serta kondisi lapangan, tinggal bagaimana mengelolah aksi perjuangan dapat mencapai keberhasilan. Namun harus di perhatikan bahwa aksi perjuangan tidak dapat di terima apabila bentuk perjuangan sudah tidak sesuai lagi dengan tujuan perjuangan, perjuangan tetap harus memiliki nafas kerakyatan dan pembebasan.
              Aksi perjuangan yang sering dilakukan bagi kawan revolusioner pada saat dihadapkan oleh pilihan rezim fasime atau bersifat otoriter absolut maka aksi massa adalah jawaban sebab sejarah membuktikan rezim tidak pernah mau berbaik hati untuk melakukan perubahan malahan sering menggunakan alat represif untuk menggagalkan perubahan, oleh karena itu tidak ada cara lain ketika penguasa rezim otoriter di didik dengan perlawanan massa dan sekaligus alat penyadaran bagi rakyat belum tersadarkan.

E.          Tahapan Untuk Melakukan Aksi
Ada beberapa tahap dalam melakukan aksi sehingga aksi ini dapat memenuhi targetan dan terlebih dahulu dilakukan planning atau perencanaan serapi mungkin, mulai dari melakukan pembacaan realitas obyektif, mengumpulkan issue-isue hingga mekanisme aksi di pastikan dalam planning. Bagian–bagian yang harus di penuhi yaitu:

a)  Planning
1.    Pembacaan situasi (Diskusi atau rapat). Tahapan ini dilakukan oleh dua atau banyak orang, baik anggota organisasi atau rakyat guna membahas situasi yang sedang berkembang baik nasional maupun daerah, seperti tragedi penggusuran tanah petani, kenaikan harga BBM dan lain sebagainya
2.    Penentuan Issue. Setelah melakukan pemcaan terhadap situasi yang berkembang, selanjutnya melakukan penentuan issu. Dalam hal ini, isu-isu yang telah dirapatkan kemduian dikerucutkan atau dispesifikasikan guna menentukan sikap terhadap isu mana yang mau diangkat dalam aksi.
3.    Pilihan Aksi. Setelah melakukan penentuan terhadap isu yang mau diangkat, kemudian melakukan penentuan bentuk aksi yang telah dijelaskan sebelumnya. Aksi masa maupun dan aksi informasi tidak harus terpisah, justru bisa digabung, seperti aksi masa sambil membagikan selebaran atau press release.
4.    Konsolidasi Demokratik. Dilakukan untuk mencari dan memperluas dukungan serta jaringan agar gerakan perubahan menyatukan diri dalam satu aksi perjuangan.
5.    Rapat Tenknis Lapangan (Teklap). Rapat teknis lapangan dilakungan guna untuk membahas proses berjalannya aksi, misalnya pembagian kerja dan lainnya sebagainya. Bila aksi bersifat gabungan maka rapat akan dihadiri oleh beberapa perwakilan baik dari organisasi maupun kampus.

Terdapat beberapa hal yang akan dibahas dalam rapat teknis lapangan (teklap), antara lain;
a.    Target yang ingin dicapai. Setiap aksi yang dilakukan ingin mencapai tujuan, tentunya agenda aksi memiliki targetan max dan min program. Hal ini sangat penting karena aksi tetap harus berkelanjutan terus menerus sampai tujuan benar-benar tercapai. Memblow up isu yang diangkat ke media sosial agar menjadi isu internasional adalah salah satu contoh target aksi.
b.    Space. Tempat harus menjadi bacaan utama sejauh mana aksi ini dapat mencapai massa ketika melakukan penyadaran massa, maka tempat harus strategis. Tempat aksi yang akan dituju. Misalnya, Kampus, Gedung DPR dan lain sebagainya.
c.    Titik Kumpul. Jika masa aksi terdiri dari berbagai macam organ atau kampus, maka diperlukan titik kumpul atau tempat yang dijadikan sebagai pertemuan antar masa aksi sebelum aksi dimulai.
d.   Waktu. Menentukan kapan aksi akan dilaksanakan dan jam berapa masa aksi mulai kumpul di titik kumpul kemudian jam berapa aksi akan dimulai.
e.    Skenario Aksi atau Flow. Skenario menjadi hal penting sebagai acuan jalannya acara aksi yang sesuai dengan planning, agar dapat menghindarkan pada hal yang tak terduga. Misalnya; cara aksi konvoi atau long march.
f.     Pola Aksi. Pola aksi terdiri dari dua macam yaitu. Pola Dinamis dan Statis. Dimanis berarti: asksi yang dilakukan tidak hanya diam di tempat tertentu (bergerak). Sedangkan Statis berarti: kebalikan dari pola dinamis. Misalnya; mimbar bebas di kampus. Aksi dinamin dan Statis bersifat tertutup dan terbuka. Tertutup berarti: aksi yang tidak diikuiti oleh masa dari organisasi lain, atau aksi yang diikuiti oleh masa internal organsisasi. Segangkan terbuka berarti:  aksi yang diikuiti oleh orang lain selain anggota organisasi, atau aksi yang bersifat terbuka untuk umum.
g.    Estimasi massa. Perhitungan jumalh masa dari tiap organ atau perwakilan kampus.
h.   Pembagian kerja. Pembuatan struktur sementara yang bertugas dalam pelaksaan aksi. Struktur ini hanya berfungsi saat berlangsungnya aksi.

b)  Perangkat Aksi.
1)   Jenderal Lapangan (Jenlap). Jenlap merupakan pengambil posisi tertinggi di lapangan. Ia tidak bisa melakukan komunikasi dengan massa aksi lain selain kurirnya saja. Ia juga tidak boleh diketahui banyak orang selain struktur aksi sementara.
2)   Komandan Lapangan (Danlap). Danlap adalah pelaksan kebijakan yang diperintahkan oleh Jenderal Lapangan yang bertugas sebagai komando untuk defisi di lapangan.
3)   Wakil Komandan Lapangan (Wadanlap). Wadanpap bertugas untuk membantu danlap di lapangan.
4)   Devisi.
a) Devisi Dinamisator Lapangan (Dinlap). Devisi Dinlap bertugas untuk mendinamisir massa aksi agar tetap semangat dan mengatur jalannya orasi di lapangan.
b)    Divisi Asisten Teritorial (Aster). Bertugas sebagai penjaga barisan masa agar tidak lepas atau keluar dari barisan aksi.
c)    Devisi Sweeper. Bertugas untuk mengorganisir masa yang berada di luar barisan aksi agar kembali ke barisan, serta menyisir massa yang tertinggal setelah aksi selesai dilakukan. Sehingga  Divisi sweeper biasanya pulang paling terakhir sampai di basecapm.
d)  Devisi Secreat Security (DSS). Bertugas untuk melindungi posisi tertinggi di lapangan yaitu Jenderal Lapangan dan Komandan Lapangan. Selain itu, divisi ini juga bertugas untuk mencari informasi mengenai inteligen yang berada di aski massa. Sehingga sering disebut sebagai devisi Kontra Inteligen. Posisinya tidak boleh diketahui oleh banyak orang.
e)   Devisi Hubunga Masyarakat (Humas). Bertugas untuk menyatakan sikap aksi secara tertulis dan mensosialisasikan kepada pers atau wartawan.
f)     Devisi Negosiator (Lobbying). Devisi ini berperan sebagai negosiator aksi yang melakukan lobby atau negosiasi dengan aparat  yang menghadang, maupun aksi organisasi lain yang melakukan aksi pada waktu bersamaan dan memiliki issu yang sama.
g) Devisi Kurir. Bertugas sebagai devisi penyambung lidah yang bertugas menyampaikan pesan informasi dari Jenderal Lapangan ke Komandan Lapangan yang kemudian disampaikan lagi oleh Komandan Lapangan ke setiap kordinator devisi.
h)   Devisi Advokasi non-litigasi. Bertugas untuk melakukan pembelaan non-hukum jika massa aksi ditangkap oleh aparat dengan berdasarkan pemgumpulan bukti di lapangan, dan menghubungi pengacara.

c)    Evaluasi.
Setiap melakukan aksi hal yang tidak dapat dilewatkan adalah evaluasi agar lebih mudah mengetahui kekurangan aksi dan lebih mudah memberikan rekomendasi atau planning kedepannya.






Share:

0 Comment:

Posting Komentar

Monggo, Jika Anda Ingin Komentar, Tapi Tolong Gunakan Bahasa Yang Sopan.
Monggo, Jika Anda Ingin Kritik, Tapi Tolong Kritik Yang Membangun.

Total Pageviews

Theme Support