Waktu terus berlalu dan tak terasa kita telah memasuki usia
senja dalam mengarungi lautan kampus Merah. Penantian dalam mencari kebenaran
hanya menjadi sesuatu yang semu. Kebebasan berpendapat, berekspresi, dan
kesejahteraan bagi mahasiswa hanyalah retorika belaka dan ini hanya mimpi.
Birokrasi yang seharusnya menjadi orang tua dalam memberikan ilmu kepada
anak-anaknya (mahasiswa) dan juga membuka ruang-ruang demokrasi atas
keluhan yang terjadi dari hati terdalam anak-anak, itu tidak ada. Inilah yang
membuat terputusnya hubungan antara orang tua dan anak.
Anak selama ini terus menggeliat dan menerjang (demonstrasi)
bahkan sampai memaki-maki si orang tua. Tapi, telinga orang tua seakan tertutup di
tambah mulut yang terbungkam. Bahkan, orang tua melancarkan provokasi kepada
anak-anaknya yang lain agar memukul atau melawan saudara yang terus mengganggu
kenyamanan orang tua. Dan mereka mengatakan “itu adalah perbuatan yang sangat
keji”.
Ada adigum yang mengatakan “sekejam-kejamnya
harimau tak sampai memakan anaknya sendiri”. Tapi, dalam urusan
kepentingan manusia, adigum di atas tidak berlaku lagi. Dan timbul pertannyaan “mana
yang unggul, manusia atau binatang?.” Pertannyaan ini terjawab, dalam
banyak hal manusia unggul dari binatang. Tapi, ada satu hal yang mengunggulkan
binatang daripada manusia adalah soal nafsu. Nafsu inilah yang membuat harkat
dan martabat manusia menjadi tidak berarti di hadapan para binatang. Contoh
yang sangat nyata yang di lakukan orang tua kepada anak-anaknya dalam hal
urusan kerumah tanggaan adalah pembangunan rumah yang semakin di percantik
dengan taman-taman asri yang juga memberi kesejukan kepada anak-anak. Agar anak
dapat bermain-main dengan sepuasnya.
Namun, fasilitas dalam rumah itu tidak ada, yang ada hanya
kursi, meja, perpustakaan yang buku-bukunya yang itu-itu juga dan semakin
berkurang satu-satu, anak-anak yang cerdas di banding guru privatnya (dosen),
nilai yang terlambat keluar setelah ujian yang harus di tunggu setahun
kemudian, pembantu (karyawan) yang semakin kaya akibat fasilitas yang di
berikan orang tua sangat baik misalnya, ada televisi, mobil, motor, dispenser,
computer, kulkas dan lain-lain.
Dalam hal kenyamanan dan kesejahteraan, anak yang lebih
utama di banding pembantu. Tapi, yang terjadi di rumah(kampus) pembantu yang
keenakan di banding anak-anak. Akhir kata dari sebuah awal, yaitu “bila anak
tak menghormati orang tua adalah durhaka!!! Bila orang tua tak menghargai anak,
itu di sebut apa...? ayo jawab?.” Jangan hanya bengong, kaya orang bego. Jangan
hanya diam, duduk berpangku tangan. Orang tua telah pergi dan berpaling dari
kita. Saatnya kita mengeratkan ikatan persaudaraan untuk menyadarkan orang tua
yang semakin gila. Dan juga, hancurkan hawa nafsu yang menindas mulai dari
sekarang.perubahan tak akan terjadi tanpa perjuangan.perjuangan lahior dari
kesadaran. Kesadaran ada dari kita semua (mahasiswa).
0 Comment:
Posting Komentar
Monggo, Jika Anda Ingin Komentar, Tapi Tolong Gunakan Bahasa Yang Sopan.
Monggo, Jika Anda Ingin Kritik, Tapi Tolong Kritik Yang Membangun.