Pengantar
Seluruh jalannya perkembangan cara produksi
kapitalis yang mengandung pertentangan-pertentangan didalamnya, tentu akan
menimbulkan suatu pergantian revolusioner dari kapitalisme. Cara produksi
kapitalis telah membuat seluruh Rakyat pekerja menjadi melarat dan hidup
sengsara, sehingga yang dimilikinya hanya syarat produksi yang berupa tenaga
kerja saja. Benar kaum pekerja pada umumnya telah ”bebas dari pembelengguan
feodal”, tetapi mereka dirampas alat-alat produksinya dan untuk tidak mati
kelaparan mereka terpaksa menjual tenaga kerjanya kepada kaum kapitalis. Dengan
memeras kaum pekerja industri dengan tidak mengenal peri-kemanusiaan, dengan
merampas kaum tani dan produsen-produsen barang lainnya dari alat-alat
produksinya dan dengan mengadakan ekspor modal, terjaminlah
keuntungan-keuntungan modal yang setinggi-tingginya bagi kaum kapitalis.
Demikianlah hukum dasar perekonomian
kapitalisme: ”adanya jaminan keuntungan maksimal kapitalis dengan pemerasan,
pemelaratan dan penyengsaraan sebagian terbesar penduduk suatu negeri, dengan
memperbudak dan merampas secara teratur Rakyat negeri-negeri lain, khususnya
negeri-negeri yang terbelakang, dan akhirnya dengan peperangan dan militerisasi
perekonomian rakyat yang digunakan untuk menjamin keuntungan
setinggi-tingginya” memperpanjang semua pertentangan dalam kapitalisme/ Krisis
global yang melanda AS merupakan sebuah gejolak bahwa ternyata kapitalisme
merupakan sebuah sistem yang mempunyai titik kerapuhan. Dimana sisitem yang
berkembang ats keinginan pasar dan modal pada titik akumulasi modalnya yang
ekpoitatif akan menggali kuburnya sendiri.
Sistem
Produksi Kapitalis
Ada
dua macam sasaran Produksilis yaitu sebagai berikut:
Pertama; kapitalis memeproduksi suatu nilai-pakai, yang
mempunyai nilai tukar , yaitu sutu barang untuk dijual, sutu komoditi. Kedua;
Kapitalis ingin memproduksi suatu komoditi yang bernilai lebih tinggi dari
jumlah nilai komoditi yang dipakai untuk memproduksi. Yaitu alat-alat produksi
dan tenaga kerja , yang dibelinya dengan sejumlah uangnya di pasar terbuka.
Tujuannya adalah tidak hanya memproduksi suatu nilai-pakai,,tetapi nilai;tidak
hanya nilai,tetapi sekaligus nilai lebih.
Sistem Produksi
kapitalisme merupakan suatu system komoditi. Di mana barang diproduksi untuk di
jual, Sebuah komoditi dijelaskan sebagai yang dipertukarkan dengan aatau untuk
komoditi lainnya. Semua Komoditi mempunyai nilai pakai, yang memenuhi semua
keinginan atau kebutuhan , langsung atau tidak. Kegunaan suatu benda
menjadiakna nilai pakai. Komoditi juga memiliki nilai tukar , milik yang
dapat dipertukarkan dengan barang lain. Ada banyak barang yang mempuyai nilai
pakai tapi tidak dipertukarkan karena dia bukan komoditi.Nilai tukar
pertama-tama nampak sebagai hubungan kuantitas dengan berbagai komoditi x unit
komoditi dapat dipertukarkan dengan y unit komoditi lainnya, nilai suatu
komoditi yang dipertukarkan harus mempuyai subtansi yang sama yang
disebut sebagai nilai (nilai sebuah komoditi adalah sejumlah tenaga kerja yang
digunakan untuk memproduksinya atau membuatnya).
Dalam hl ini, subtansi yang sama bukan
merupakan sesuatu yang bersifat fisik seperti berat, sifat fisik tidak
bersangkut paut dengan nilai pakai komoditi. Nilai pakai atau benda
berguna mempunyai nilai hanya karena ada kerja abstrak manusia yang terkandung
atau terjawantahkan di dalamnya. Nilai yang terkandung di dalam sebuah
komoditi tergantung banyaknya jumlah kerja social yang dibutuhkan, dan itu
adalah lama kerja yang diminta untuk memproduksi komoditi itu di dalam
syarat-sayarat kerja normal yang menghasilkan dan dengan taraf rata-rata dan
lazim pada waktu itu, nilai suatu komoditi tetap jika waktu kerja yang
diperlukan untuk memproduksinya tetap. Tetapi waktu kerja ini
senantiasa berubah sesuai dengan perubahan dalam produktivitas kerja.
Produktivitas ini ditentukan oleh bermacam keadaan, antara lain oleh rata-rata
derajat keterampilan pekerja, tingkat perkembangan ilmu pengetahuan dan
penerapannya dalam praktek oleh organisasi social produksi, oleh jangkauan dan
daya guna alat-alat produksi, serta lingkungan alam. Pada jumlah jam kerja yang
sama hasil panen di daerah yang subur lebih banyak dari pada di daerah
yang tandus. Nilai itu bersifat social bukan individual dan lebih
bersifat teknis, pekerja yang lamban menghasilkan kurang dari mereka yang
bekerja cepat.
Selagi banyak nilai pakai yang
dipertukarkan maka semakin banyak ragam kerja berguna ( kerja yang
menghasilakan nilai pakai) yang dilibatkan dalam proses poduksi barang-barang
tersebut. Di dalam masyarakat komoditi terdapat pembagian kerja yang rumit di antara
orang-orang yang melakukan bermacam-macam pekerjaan yang saling mempertukarkan
produk mereka,tanpa pembagian kerja tidak akan ada produksi atau
pertukaran komoditi. Karena satu-satunya titik pertukaran adalah
memperdagangkan satu komoditi dengan komoditi lainnya.
Nilai pakai dari sebuah
komoditi merupakan perpaduan dua unsur yakni materi yang disediakan oleh
alam dan kerja. Apabila kita tidak menghitung keseluruhan kerja berguna yang
terkandung dalam sebuah komoditi, maka yang tersedia hanya lapisan material
yang disediakan oleh alam tanpa campur tangan manusia . manusia hanya
dapat bekerja seperti halnya alam, kerja adalah bapak dari kekayaan material,
sementara bumi adalah ibunya.
Karakteristik
Kerja Dalam Kapitalisme
Karakteristik kerja dalam
kapitalisme dapat digambarkan dalam dua bagian yaitu Pertama; Para pekerja
bekerja di bawah kontol kapitalisme, dimana pekerja dikontrol untuk bisa
memaksimalkan nilai lebih dalam produksi komoditi. Kedua; Produk
hasil dari kerja dari pekerja (produsen langsungnya) adalah milik sang
kapitalis, dan hak penggunaan tenaga pekerja adalah hak kapitalisme, sama
dengan penggunaan hak komoditi lainnya, seperti kuda yang disewanya untuk
proses produksi komoditi. Ketika para pekerja menerima upah untuk kerja
mereka kapaitalis bukan pemilik capital saja (ia maksudkan alat-alat produksi)
tetapi juga pemilik atas kerja, kaum proletar (kelas pekerja upahan yang tidak
punya apa-apa), yang menjual kerjanya melepaskan semua klaim atas bagaian dari
produk itu, dan tidak masuk akal untuk memisahkan kerja dengan capital, karena
capital mencangkup kerja dan capital. Kesatuan yang indentik.
Sirkuit Kapital
Seperti dijelaskan di awal bahwa Komoditi mempunyai
nilai pakai secara langsung dapat diartikan sebagai tempat penyimpanan alat
tukar dan merupakan pertukaran alat. Komoditi berhubungan satu dengan
yang lainnya sebagai nilai, dan dengan tindak masyarakat (kesepakatan secatra
umum) ragawi menjadi bentuk penyentara yang secara social diakaui,
melalui perantara social tersebut komoditi yang dikhususkan menjadi setara
universal, dengan demikian menjadi –Uang
Untuk lebih jelasnya mari kita lihat Sirkuit Kapital yang
dirumuskan Oleh Karl Marx. Marx merumuskan Capital dengan
M-C-M’ yang memproduksi nilai lebih. Dimana; M=Money, C=Comodity, M’:
Mewakili uang yang lebih besar dari M, uang tambahan yang diperoleh dari M’-M
oleh marx dinamakan nilai-lebih. Sirkuit dalam capital M-C-M’,
kapiatalis dengan uang (M), membeli komodity (C ), dan menjualnya dan
menngahiri dengan (M’), Marx menyebut bahwa (M-C) sebagai capital pendahuluan
dan kedua (M-C) capital kerja
Konsepsi tentang capital
pertama dikemukana dengan formula M-C-M,, kapitalis tidak mungkin asal saja
membeli atau mengeluarakan uang (M) yang nantinya akan
menghasilakan lebih banyak uang (M’) , bahwa nilai lebih dihasilkan dari proses
produksi dengan formula seperti berikut;
Dimana
C…P….C’ merupakan proses produksi yang merubah seperangkat komoditi (C)
menjadi suatu yang lebih besar nilainya (C’) dengan menggunakan capital
produktif yaitu L (tenaga kerja) dan ML (alat-alat produksi) yang dijual
untuk mendapatkan uang yang lebih banyak, dan titik-titik diseputar P merupakan
urutan pertukaran transaksi-transaksi.
Proses ini dibagi dalam tiga tahap antara lain sebagai berikut:
a. Tahap
Pertama
Secara tersendiri M-C hanyalah komoditi yang diperjual
belikan, bagaimana kapitalis membeli komoditi dengan ia membeli tenaga kerja
dan alat-alat produksi dan dalam pertukaran sirkuit tersebut merupakan capital
dan uang yang dinamakan sebagai capital uang.
b. Tahap
Kedua
Untuk mengahsilkan nilai lebih kapitalis sudah tentu
harus memperkejakan tenaga kerja untuk memproduksi komoditi, Pekerja menitipkan
upah mereka pada komoditi dan kapitalis juga membeli alat-alat produksi
(capital produktif), Nilai dari Alat-alat Produksi yang terpakai
berpindah ke dalam hasil-Produk-karena kerja yang menghasilkan alat-alat
produksi bagian dari jumlah seluruh kerja yang diperlukan untuk menghasikan
produk akhir, Bagian dari capital yang digunakan untuk membeli alat produksi
tindaklah menciptakan nilai baru atau nilai lebih bagain ini tersimpan saja
dalm produk (komoditi).
Nilai ini akan
kembali pada si kapitalis saat produk itu di jual. Bagian dari capital itu
diubah menjadi alat-alat produksi yaitu bagian mentah, bahan mentah,
perkakas-perkakas kerja. Tidak mengalami perubahan nilai secara kuantitatif
dalam proses produksi bagi marx disebut sebagai capital konstan. Di
pihak lain Tenaga kerja yang digunakan yang sesungguhnya, menciptakan nilai
baru dan nilai lebih. Bagian Kapital yang dikeluarkan lebih dulu untuk membeli
tenaga kerja , bertambah besar dalam proses produksi , sehingga marx
menamakannya capital Variable. Dari semua perkakas produktivitaf
pengusaha pertanian, kerja manusia ialah para kapitalis bersandar kepadanya
untuk pembayaran-kembali kapitalnya, dan persediaan tanah, pacul, bajak dan
yang lainnya tanpa suatu bagian dari kerja manusia sama sekali bukanlah apa-apa
c. Tahap
Ketiga
Komoditi yang telah lengkap selesai, yang menyimpan
nilai-lebih pada akhirnya dinamakan sebagai capital-komodity, dan ian harus
dijual, capital uang pertama telah berubah menjadi capital produktif dan
kemudian menjadi capital komoditi, dan Akhirya menjadi capital Uang.
Akumulasi
Kapital
Akumulasi kapital merupakan penumpukan capital, Marx menganalisis bahwa
kapitalisme merupakan suatu system yang mereproduksi dirinya sendiri,
pertama-tama akumulasi primitive merupakan sirmulasi capital sebelum adanya
niali lebih, pengubahan kembali yang terus menerus niali lebih menjadi kapital
muncul dalam bentuk besaran kapital yang meningkat yang masuk ke dalam proses
produksi, dan ini gilirannya menjadi dasar peningkatan produktivitas kerja,
jadi suatu drajat (pengekpoitasian tenaga kerja) tertentu akumulasi capital
muncul sebagai suatu prasarat cara produksi kapitalisme, dengan cara akumulasi
capital cara produksi kapitalisme akan berkembang, dan kedua produksi ekonomi
itu saling memberikan masukan satu sama lain dan akhirnya merubah technical
capital yang dimana komponen variable menjadi kecil dan semakin kecil dengan
dibandingakan dengan variable konstan. Dan setiap akumulasi menjadi alat
akumulasi baru, akumulasi akan meningkatkan kosentrasi kekayaan para kapitalis
individual , dan dengan begitu dapat melebarkan dasar produksi pada skala
besar, akumulasi di satu pihak sebagai kosentarasi alat-alat produksi yang
meningkat, dan kekuasaan atas kerja; dan dihak lain akan terjadi konflik anatar
banyak kapiatal individual lainnya.
Kebutuhan
Hidup Manusia
Ekonomi politik
merupakan pola interaksi-interaksi social yang mengorganisasikan produksi,
distribusi dan pertukaran barang dalam ruang lingkup kekusaaan dimana
sebenarnya pola produksi dan reproduksi tersebut hanya diindentifikasikan
untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sehinnga menjadi persyaratan yang
mutlak bagi kita bisa membedah pola atau strukturalisasi pemenuhan kebutuhan
manusia dalam proses produksi sebelum kita mengintegrasikan bentuk kesatuan
yang utuh tentang ekonomi politik.
Manusia agar dapat
bertahan hidup pertama jelas dia harus dapat memenuhi kebutuhan seperti makan,
pakaian, pakaian serta tempat tinggal kebutuhan ini biasaya disebut dengan
kebutuhan material atau kebutuhan primer. Dan untuk bisa memenuhi kebutuhan
primer tersebut manusia harus melakukan kerja produksi yaitu menciptakan
kebutuhannya , bagaimana manusia harus bekerja untuk mengubah suatu obyek,alam
atau social menjadi yang lain yang berguna untuk memenuhi kebutuhan bagi
kehidupan sosialnya.
Untuk bisa melakukan kerja
produksi manusia memerlukan alat kerja diasamping tenaga kerjanya sendiri,
selanjutnya juga diperlukan sasaran kerja,Alat kerja ialah untuk bekerja dan
sasaan kerja adalah Sesutu yang dikerjakan, pengolahan tanah atau bahan mentah.
Alat kerja dan selanjutnya alat produksi dan tenag kerja manusia adalah tenaga
produktif, dengan tenaga produktif manusia dapat memproduksi sesuatu.Dalam proses
produksi manusia memerlukan dan mengadakan hubungan antara satu dengan yang
lain yang disebut sebagai hubungan produksi, yaitu hubungan manusia untuk
memproduksi sesuatu, maka produksi selalu bersifat social karena suatu produksi
selalu selalu sebgai hasil kerja sama atau hasil hubungan bersama antar
manusia oleh karena itu semestinya produksi berwatak dan bersifat milik
bersama.
Bentuk dan sifat
hubungan produksi tersebut ditentukan oleh bentuk dan sifat kepemilikan
atas alat-alat produksi, tidak ditentukan olek kekeutan
produktifnya misalkan dalam masyrakat feodal, alat produksi milik tuan feodal
dan berlangsung hubungan masyarakat feodal, dimana buruh tani yang tidak
memeiliki alat produksi seperti tanah,cangkul dll harus bekerja terhadap kaum
feodal untuk memenuhi kebutuhannya, dan hasil kerja para petani menjadi milik
kaum feodal dan buruh tani tidak memiliki bagian yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan.
Hubungan produksi dan tenaga
produktif merupakan cara produksi, dalam cara produksi tenaga produktif
bersifat aktif, Sifat perkembangan alat kerja membentuk sifat dan keahlian
tenaga kerja, ini disebabkan karena adanaya interaksi manusia dengan alam, alat
kerja dari batu dan tongkat berkembanag menjadi panah,parang dsb, yang terbuat
dari logam, dengan alat kerja itu manusia berkembang kemampuanya; dan akhirnya
muncul sifat individualistic, dan pola hubungan produksi pun berubah dari
hubungan produksi kolektif menjadi hubungan produksi individualistic, yang kuat
akan menindas yang lemah, sedangkan hubungan produktif yang bersifat pasif
mempunyai peran yang menetukan bentuk cara produksi.
Tenaga produktif yang aktif akan menuntut kesesuian
hubungan produksi, hubungan produktif itu wadah atau tempat, sedangkan tenaga
produktif itu isi, maka tempat atau wadah harus menyesuaikan dengan isi,
hubungan produksi yang sempit bagi perubahan dan tenaga produktif dan
berikuttnya akan dibongkar dan dihancurkan oleh perkembangan tenaga produktif
sendiri, untuk kemudian diganti denagn hubungan produksi yang baru, maka
berubah dan berkembang pula masyarakatnya.