"Kita Bukan Masa Depan”
Kalimat ini cukup menggetarkan hatiku. Terasa
seperti listrik telah menyengatku TERKEJUT, itulah yg kurasakan. Aku fikir
pernikahan yg sering kita bicarakan adalah serius, sehingga aku pun mulai
serius. Aku fikir dg semua yg telah kita lakukan, KITA adalah MASA DEPAN. Yah,
aku menyadari dg cita-citamu sebagai seorang diplomat dan presiden aku
bukanlah orang yg tepat untuk berada disampingmu saat berpergian. Aku hanyalah
petani. Dan mungkin aku hanya orang yg akan menemanimu untuk menuju proses itu,
tapi tidak untuk menikmatinya bersama. Dan mungkin memang aku ditakdirkan
sebagai orang-orang yg bekerja di belakang layar. Siapapun kelak orang yg akan
menjadi masa depanmu. Aku akan tetap mendukungmu dari belakang hingga engkau
sukses nantinya. Tak masalah jika bukan aku nantinya yg berada disisimu. Tak
masalah pula jika tidak ada namaku dalam proses panjangmu. Tapi aku akan tetap
merasa bahagia, bisa menjadi salah satu sejarah dalam proses panjangmu dan
mengantarmu sampai ke pintu utama menuju suksemu. Meskipun akan banyak pintu
lagi yg akan kau lalui, dan nth siapa yg akan menemanimu melangkah kelak. Namun
setidaknya kau tak merasa sendiri ketika menuju pintu utama. Sebisa mungkin
akan ku bantu segala kesulitanmu menuju pintu utama. Dan aku selalu ingin apa yg
aku makan, itulah yg kau makan pula. Indah rasanya melakukan itu semua dg
keikhlasn dan ketulusan. Tapi maaf honey, aku harus mencoret KITA dari daftar
MASA DEPANku mulai saat ini. Aku tak bisa mengharapkan KITA lagi sebagai MASA
DEPANku, karena kau tak mengharapkannya. Maka cukuplah aku mengantarmu sampai
pintu utama itu. Sehingga persaaman yg pernah kita buat ini
Aku + Kamu = Kita
AKAN MENJADI
Kita = Aku + Kamu
0 Comment:
Posting Komentar
Monggo, Jika Anda Ingin Komentar, Tapi Tolong Gunakan Bahasa Yang Sopan.
Monggo, Jika Anda Ingin Kritik, Tapi Tolong Kritik Yang Membangun.