MANAJEMEN
AKSI
AKSI
MASSA SATU
LANGKAH PASTI MENUJU PEMBEBASAN NASIONAL
*Tidak
ada teori yang revolusioner tanpa gerak revolusioner*
A.
Pengantar
Manusia dilahirkan oleh sejarah untuk itu manusia adalah
aktor sejarah dan massa adalah penggerak sejarah, suatu ungkapan yang menandakan
bahwa manusia tidak dilahirkan untuk merefleksikan dunia akan tetapi untuk
merubah dunia. Mewujudkan perubahan di muka bumi dengan suatu keyakinan yang
berangkat atas dasar realitas yang tidak berpihak atau berlangsungnya penindasan
dan penghisapan.
Penindasan di muka bumi tetap setia dalam memproduksi
ketidakadilan dan melakukan penghisapan, penindasan terhadap massa rayat,
melalui sistem kapitalisme yang sangat sistematis yang terus berlangsung
memasuki seluruh sendi kehidupan bangsa ini. Sistem kapitalisme merupakan
sebuah sistem yang hidup dari penindasan terhadap massa rakyat, tidak ada massa
rakyat tertindas maka kapitalisme pun tidak ada, mengapa demikian? Karena
kapitalisme memeras tenaga manusia dengan menjadikan manusia sebagai mesin
pemenuhan akumulasi modal untuk keberlangsungan hidupnya (kapitalisme).
Dengan demikian kapitalisme mengakibatkan penindasan dan
merusak seluruh tatanan kehidupan, sebab pandangan dan cita-cita kapitalisme
tidak lain adalah mewujudkan kepentingan akumulasi modal sebanyak-banyaknya dan
kepentingan untuk mempertahankan sistem penghisapan di muka bumi ini.
Gambaran realitas obyektif yang terjadi merupakan
pijakan untuk menanamkan iman perubahan yang kemudian harus termanefestasi
dalam bentuk gerak perjuangan revolusioner. Sebab ini adalah Keharusan tak
dapat ditunda, sebagai konsekuensi dialetika sejarah di muka bumi ini dengan
adanya penindasan terhadap massa rakyat yang terus berlangsung.
Ketika muncul keyakinan atas perubahan, maka akan disusul oleh gerak untuk
memenuhi syarat perubahan yakni massa terdidik yang sadar akan perubahan dan
turut serta membangun kekuatan massa. Barang siapa tidak sadar akan kebutuhan
ini maka bukanlah seorang yang sadar sesadar-sadarnya akan penindasan dimuka bumi
ini. Karena dengan menyadarkan diri
kepada massa, barulah akan terwujud pembebasan nasional.
Pengantar diatas mudah-mudahan memunculkan gagasan lebih
kreatif untuk menjawab kebutuhan massa rakyat tertindas dan terwujudnya
pembebasan nasional tanpa penindasan. Dalam kesempatan ini saya akan memaparkan
sedikit cara atau bentuk–bentuk perjuangan terdidik bagi massa untuk tetap
bersandar dan setia bersama massa rakyat tertindas, yakni Manejemen Aksi, sebab
ini akan menjadi kebutuhan bagi pekerja revolusioner untuk mengkampanyekan
gagasan perjuangan dan bahkan yang sudah
melakukan pendidikan massa. Satu ungkapan nafas perlawanan “Mendidik Penguasa Dengan Perlawanan, Mendidik Massa Dengan Pergerakan”
“Lebih Baik Diasingkan Daripada Menyerah Terhadap Kemunafikan, Mendiamkan
Atau Membiarkan Kesalahan Merupakan Kejahatan”
B.
Pengertian
Manejemen Aksi
Sebelum lebih jauh kita berbicara manejemen aksi
terlebih dahulu
kita mengetahui apa yang dimaksud
managjemen aksi? Pada dasarnya
manajemen aksi terdiri dari dua kata, yaitu;
Manajemen dan Aksi. Menejemen adalah proses
mengatur dan mengelolah sesuatu agar mendapatkan hasil lebih baik. Aksi adalah
suatu tindakan atau gerakan. Dari
penjelasan singkat diatas dapat di tarik pemahaman bagi
kita yang ingin melakukan perubahan, maka manejemen aksi adalah usaha mengatur gerak
perjuangan menuju keberhasilan sesuai dengan apa yang menjadi targetan dan
tujuan perjuangan. Atau tindakan
atau gerakan yang dikelolah atau diurus denganb baik, rapi, terencana dan tidak
sporadis.
Sebagai gerakan perjuangan, dalam melakukan aksi
perjuangan tugas seorang revolusioner harus lebih jelas dalam mengatur
srategi-taktik perjuangan dan terus menyatu dengan massa rakyat dan menempatkan
massa sebagai jalan yang benar untuk mencapai pembebasan nasional (keadilan sosial) agar tidak
mudah dipatahkan musuh, oleh karena itu bentuk aksi massa harus di kelolah
lebih baik dan dilakukan secara
tersistematis sampai tujuan tercapai, karena kejayaan suatu perjuangan sebagian
besar tergantung pada kecakapan dalam berjuang mengejar maksud yang suci dan
tinggi. Kebutuhan strategi-taktik sebagi motor penggerak perjuangan tidak dapat
dilupakan agar dapat lebih selaras dengan kebutuhan perjuangan.
Terdapat berbagai macam aksi perjuangan yang dapat kita lakukan namun harus berdasarkan strategi dan taktik,
karena kewajiban menjalankan kerja perjuangan dengan metode taktik dapat
menujang keberhasilan. Taktik merupakan acuan kapan melakukan kerja. Taktik
kapan saja boleh berganti akan tetapi tetap pada jalan strategi perjuangan.
Jadi taktik tidak boleh lepas dari tujuan perjuangan.
C.
Bentuk
– bentuk aksi perjuangan.
Aksi perjuangan terbagi dalam dua bentuk yaitu; Aksi Informasi dan aksi Massa. Aksi informasi adalah tindakan atau
gerakan yang dilakukan untuk memberi informasi terhadap banyak rakyat.
Sedangkan aksi massa adalah tindakan atau gerakan yang menjadikan massa sebagai
subjek dari perjuangan, bukan objek. Dalam hal ini, massa disertakan dalam aksi
perjuangan dengan tujuan untuk menimbulkan kesadaran.
D.
Bentuk-bentuk aksi informasi:
a. Aksi pemogokan yaitu aksi yang dilakukan dengan
tingkat pembedaan yang semestinya
berjalan, agar tuntutan rakyat diperhatikan dan dipenuhi oleh yang dituntut.
Misalnya: pemogokan buruh secara massal untuk menuntut kenaikan gaji atau penurunan
jam kerja dan lain sebainya.
b. Demonstrasi yaitu; aksi yang dilakukan oleh banyak
orang denan cara turun ke jalan dengan meneriakkan tuntutan terhadap
kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak memihak rakyat atau menindas rakyat.
c. Penyebaran agitasi dan propaganda (selebaran,
press release dll) adalah tulisan yang menjelaskan suatu isu secara gamblang ,
jelas, padat untuk dibagikan kepada rakyat secara langsung pada saat aksi agar
rayat mengerti dan memahami isu yang sedang dibawa oleh mahasiswa. Isu yang
dibawa harus dikemas dengan sederhana agar mudah dipahami dan dimengerti oleh
rakayt.
d. Sabotase yaitu: aksi yang dilakukan dengan cara
mengambil alih suatu pekerjaan orang lain, agar tuntutannya terpenuhi.
Misalnya; Mensabotase gedung stasiun televisi dan lain-lain
e. Aksi imformasi dapat dilakukan dengan menggunakan
Spanduk, dengan menuliskan imformasi secara singkat, padat dan mudah
dimengerti. Kemudian dipasangkan di tempat-tempat strategis yang dapat dilihat
oleh banyak orang.
f. Selain Spanduk, aksi juga dilakukan dengan
memasangkan Pamflet yang bertulisan tentang isu yang diangkat secara singkat,
padat, jelas dan mudah dipahami, kemudian ditempelkan di tempat publik atau
papan info.
Bentuk aksi perjuangan dapat saja berubah sesuai dengan
kebutuhan serta kondisi lapangan, tinggal bagaimana mengelolah aksi perjuangan
dapat mencapai keberhasilan. Namun harus di perhatikan bahwa aksi perjuangan
tidak dapat di terima apabila bentuk perjuangan sudah tidak sesuai lagi dengan
tujuan perjuangan, perjuangan tetap harus memiliki nafas kerakyatan dan
pembebasan.
Aksi perjuangan
yang sering dilakukan bagi kawan revolusioner pada saat dihadapkan oleh pilihan
rezim fasime atau bersifat otoriter absolut maka aksi massa adalah jawaban
sebab sejarah membuktikan rezim tidak pernah mau berbaik hati untuk melakukan
perubahan malahan sering menggunakan alat represif untuk menggagalkan
perubahan, oleh karena itu tidak ada cara lain ketika penguasa rezim otoriter
di didik dengan perlawanan massa dan sekaligus alat penyadaran bagi rakyat
belum tersadarkan.
E.
Tahapan
Untuk Melakukan Aksi
Ada beberapa tahap dalam melakukan aksi sehingga aksi
ini dapat memenuhi targetan dan terlebih dahulu dilakukan planning atau
perencanaan serapi mungkin, mulai dari melakukan pembacaan realitas obyektif,
mengumpulkan issue-isue hingga mekanisme aksi di pastikan dalam planning.
Bagian–bagian yang harus di penuhi yaitu:
a)
Planning
1.
Pembacaan situasi (Diskusi atau rapat). Tahapan ini dilakukan oleh dua atau banyak orang,
baik anggota organisasi atau rakyat guna membahas situasi yang sedang
berkembang baik nasional maupun daerah, seperti tragedi penggusuran tanah
petani, kenaikan harga BBM dan lain sebagainya
2.
Penentuan Issue. Setelah melakukan pemcaan terhadap situasi yang berkembang, selanjutnya
melakukan penentuan issu. Dalam hal ini, isu-isu yang telah dirapatkan kemduian
dikerucutkan atau dispesifikasikan guna menentukan sikap terhadap isu mana yang
mau diangkat dalam aksi.
3.
Pilihan Aksi. Setelah melakukan penentuan terhadap isu yang mau diangkat, kemudian
melakukan penentuan bentuk aksi yang telah dijelaskan sebelumnya. Aksi masa
maupun dan aksi informasi tidak harus terpisah, justru bisa digabung, seperti
aksi masa sambil membagikan selebaran atau press release.
4.
Konsolidasi Demokratik. Dilakukan untuk mencari dan memperluas dukungan
serta jaringan agar gerakan perubahan menyatukan diri dalam satu aksi
perjuangan.
5.
Rapat Tenknis Lapangan (Teklap). Rapat teknis lapangan dilakungan guna untuk
membahas proses berjalannya aksi, misalnya pembagian kerja dan lainnya
sebagainya. Bila aksi bersifat gabungan maka rapat akan dihadiri oleh beberapa
perwakilan baik dari organisasi maupun kampus.
Terdapat beberapa hal yang akan dibahas dalam rapat teknis lapangan
(teklap), antara lain;
a. Target
yang ingin dicapai. Setiap aksi
yang dilakukan ingin mencapai tujuan, tentunya agenda aksi memiliki targetan
max dan min program. Hal ini sangat penting karena aksi tetap harus
berkelanjutan terus menerus sampai tujuan benar-benar tercapai. Memblow up isu
yang diangkat ke media sosial agar menjadi isu internasional adalah salah satu
contoh target aksi.
b. Space. Tempat harus menjadi bacaan utama sejauh mana aksi ini dapat
mencapai massa ketika melakukan penyadaran massa, maka tempat harus strategis. Tempat aksi yang akan dituju. Misalnya, Kampus, Gedung DPR dan lain
sebagainya.
c.
Titik Kumpul. Jika masa aksi terdiri dari berbagai macam organ atau kampus, maka
diperlukan titik kumpul atau tempat yang dijadikan sebagai pertemuan antar masa
aksi sebelum aksi dimulai.
d.
Waktu. Menentukan kapan aksi akan dilaksanakan dan jam berapa masa aksi mulai
kumpul di titik kumpul kemudian jam berapa aksi akan dimulai.
e.
Skenario Aksi atau Flow. Skenario menjadi hal penting sebagai acuan jalannya acara aksi yang
sesuai dengan planning, agar dapat menghindarkan pada hal yang tak terduga.
Misalnya; cara aksi konvoi atau long
march.
f.
Pola Aksi. Pola aksi terdiri dari dua macam yaitu. Pola Dinamis dan Statis. Dimanis
berarti: asksi yang dilakukan tidak hanya diam di tempat tertentu (bergerak).
Sedangkan Statis berarti: kebalikan
dari pola dinamis. Misalnya; mimbar bebas di kampus. Aksi dinamin dan Statis
bersifat tertutup dan terbuka. Tertutup berarti: aksi yang tidak diikuiti oleh
masa dari organisasi lain, atau aksi yang diikuiti oleh masa internal
organsisasi. Segangkan terbuka berarti:
aksi yang diikuiti oleh orang lain selain anggota organisasi, atau aksi
yang bersifat terbuka untuk umum.
g.
Estimasi massa. Perhitungan jumalh masa dari tiap organ atau perwakilan kampus.
h.
Pembagian kerja. Pembuatan struktur sementara yang bertugas dalam
pelaksaan aksi. Struktur ini hanya berfungsi saat berlangsungnya aksi.
b) Perangkat Aksi.
1) Jenderal
Lapangan (Jenlap). Jenlap
merupakan pengambil posisi tertinggi di lapangan. Ia tidak bisa melakukan
komunikasi dengan massa aksi lain selain kurirnya saja. Ia juga tidak boleh
diketahui banyak orang selain struktur aksi sementara.
2) Komandan
Lapangan (Danlap). Danlap adalah
pelaksan kebijakan yang diperintahkan oleh Jenderal Lapangan yang bertugas
sebagai komando untuk defisi di lapangan.
3) Wakil
Komandan Lapangan (Wadanlap). Wadanpap
bertugas untuk membantu danlap di lapangan.
4) Devisi.
a) Devisi Dinamisator Lapangan (Dinlap). Devisi Dinlap bertugas untuk mendinamisir massa
aksi agar tetap semangat dan mengatur jalannya orasi di lapangan.
b)
Divisi Asisten Teritorial (Aster). Bertugas sebagai penjaga barisan masa agar tidak
lepas atau keluar dari barisan aksi.
c)
Devisi Sweeper. Bertugas untuk mengorganisir masa yang berada di luar barisan aksi agar
kembali ke barisan, serta menyisir massa yang tertinggal setelah aksi selesai
dilakukan. Sehingga Divisi sweeper
biasanya pulang paling terakhir sampai di basecapm.
d)
Devisi Secreat Security (DSS). Bertugas untuk melindungi posisi tertinggi di
lapangan yaitu Jenderal Lapangan dan Komandan Lapangan. Selain itu, divisi ini
juga bertugas untuk mencari informasi mengenai inteligen yang berada di aski
massa. Sehingga sering disebut sebagai devisi Kontra Inteligen. Posisinya tidak
boleh diketahui oleh banyak orang.
e)
Devisi Hubunga Masyarakat (Humas). Bertugas untuk menyatakan sikap aksi secara
tertulis dan mensosialisasikan kepada pers atau wartawan.
f)
Devisi Negosiator (Lobbying). Devisi ini berperan sebagai negosiator aksi yang
melakukan lobby atau negosiasi dengan aparat
yang menghadang, maupun aksi organisasi lain yang melakukan aksi pada
waktu bersamaan dan memiliki issu yang sama.
g)
Devisi Kurir. Bertugas sebagai devisi penyambung lidah yang bertugas menyampaikan pesan
informasi dari Jenderal Lapangan ke Komandan Lapangan yang kemudian disampaikan
lagi oleh Komandan Lapangan ke setiap kordinator devisi.
h)
Devisi Advokasi non-litigasi. Bertugas untuk melakukan pembelaan
non-hukum jika massa aksi ditangkap oleh aparat dengan berdasarkan pemgumpulan
bukti di lapangan, dan menghubungi pengacara.
c) Evaluasi.
Setiap
melakukan aksi hal yang tidak dapat dilewatkan adalah evaluasi agar lebih mudah
mengetahui kekurangan aksi dan lebih mudah memberikan rekomendasi atau planning
kedepannya.